Kisah Ismangil, Veteran dari Banjarnegara: 3 Bulan Tak Ganti Baju hingga Dihujani Tembakan Mortir
Kemerdekaan tidak turun begitu saja dari langit. Untuk menjadi negara berdaulat, para pahlawan memperjuangkannya dengan kucuran keringat dan darah.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Serangan tak terduga itu pun membuat mereka kalang kabut. Ismangil dan teman-temannya seketika berlari mencari perlindungan.
"Saat itu musuh tidak jelas, tembakan darimana. Akhirnya kami cari perlindungan, ya di balik tembok atau pohon besar. Apalagi saat itu baru pertama kali saya bertempur," katanya.
• Live Streaming Acara Pembukaan Asian Games 2018, Bakal Bertabur Artis Kondang
Kota Dili saat itu telah dikuasai Fretilin, gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur.
Hingga hari gelap dan musuh telah bergerak mundur, mereka merapat dan menyusun strategi menyerang untuk keesokan hari.
Sejak saat itu, hari-hari diwarnai pertempuran. Karena kegentingan itu, Ismangil sampai tak sempat ganti pakaian selama tiga bulan lebih.
Hanya saat menjumpai mata air atau sungai, ada kesempatan bagi mereka melucuti baju. Lalu menguceknya dengan air hingga endapan keringat dan kotoran yang menempel di pakaian luruh.
Setebal apapun pakaian itu, jika dipakai berbulan-bulan untuk bertempur, pastilah hancur.
"Pakaian sampai rusak karena gak sempat ganti. Kalau ketemu sungai paling diperas lalu dipakai lagi,"katanya
Selama berbulan-bulan, Ismangil merasakan tak pernah nyenyak tidur. Bukan karena tanah yang kerap menjadi alas tidurnya, tapi ancaman musuh yang selalu mengintai keberadaan mereka.
Sedikit lengah saja, pertahanan mereka bisa kocar kacir.
Tetapi para tentara, kata Ismangil, sedikit lega lantaran memiliki kekuatan lebih dibanding musuh. Kemenangan di depan mata. Meski untuk mendapatkannya, ribuan anggota TNI harus berkorban nyawa.
Para prajurit Indonesia terus bergerak maju, hingga pasukan musuh terdesak, dan kota Dili berhasil diduduki.
Timor Timur kemudian menjadi bagian dari Indonesia dan dinyatakan sebagai provinsi ke 27 dengan Dili sebagai ibu kotanya pada 1976.
Tetapi beberapa dekade kemudian, tahun 2002, Timor Timur meraih kemerdekaan melalui proses referendum pada 1999 menjadi Timor Leste, dengan Dili sebagai ibukotanya.
"Ya sangat disayangkan, karena sudah banyak korban tentara kita yang gugur,"katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Demi Indonesia, Ismangil Rela 3 Bulan Tak Ganti Baju, Ini Curahan Hatinya Kini