Ferdinand Hutahaean: Terlalu Banyak 'Peran Kosong' Diperankan Presiden untuk Menutupi Ketidakmampuan
Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menuliskan sejumlah catatan mengenai kondisi bangsa saat ini.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Negara diurus dengan cara2 yang tidak sepatutnya dan diurus dengan senda gurau semata.
Akhirnya martabat bangsa hilang ditelan cerita2 yang dibuat hebat untuk menutupi ketidak hebatan pmrth.
6. Terlalu banyak peran kosong diperankan Presiden untuk menutupi ketidak mampuan.
Terlalu banyak peran sandiwara diperankan presiden untuk membangun sebuah cerita, ya.. cerita hebat yang menceritakan kehebatan semu penguasa yang sesungguhnya tidak hebat dan berbanding terbalik.
• Najwa Shihab Menemukan Alat Olahraga di Sel Lutfi Hasan hingga Barang Mewah di Ruangan OC Kaligis
7. Dimanakah kini kisah penurunan angka kemiskinan itu ketika di Maluku muncul berita rakyat mati kelaparan?
Dimanakah kini cerita peningkatan kesejahteraan rakyat itu jika dipasar Ibu2 harus menjerit membeli telor dan ayam yang mahalnya melampaui batas kemampuan daya beli rakyat?
8. Dimanakah kini cerita hebat penurunan ongkos distribusi Karena jalan toll yang akan berdampak pada penurunan harga jika Ibu-ibu menahan pedih hati membayar 1 kg beras melampui penghasilan 1 hari suaminya?
9. Dimanakah semua cerita hebat itu kini? Semua hanya cerita dongeng yang menina bobokan masyarakat dengan lakon-lakon kosong bagai serial drama.
10. Masalah bangsa semakin bertumpuk dan menjadi bom waktu yang bisa meledak jika tidak segera dijinakkan.
Begitulah gambaran nyata bangsa kita saat ini.
Bom waktu kerusakan pengelolaan negara ini bisa meledak dan menghasilkan daya rusak yang sangat besar.
11. BUMN terlilit hutang, APBN bertumpu hutang, sementara tidak ada solusi dari pemerintah dan Presiden Jokowi tidak berani mengambil kebijakan yang tidak popular terutama di Pertamin dan PLN.
12. Jokowi menahan harga, tanpa subsidi di APBN karena terlanjur mengejek kebijakan subsidi, akhirnya perusahaan Pertamina dan PLN yang menanggung secara langsung, akibatnya BUMN ini terancam berdara-darah dan rugi.
13. Inikah seorang pemimpin? Menanam banyak bom waktu atas kesalahan pengelolaan negara yang berpotensi menghacurkan dan merusak tatanan sosial berbangsa dan bernegara?
Tidak elok jika hanya karena ingin berkuasa 2 periode, semua dikorbankan termasuk masa depan bangsa.