Breaking News:

Orasi AHY Diklaim Membuat Pendukung Jokowi Marah, Berikut Isi Pidato Lengkapnya

Orasi Ketua Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Hall Jakarta Cenvention Center (JCC) mendadak viral.

Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Agus Harimurti Yudhoyono 

Insiden di Mako Brimob Kelapa Dua yang diikuti serangkaian bom bunuh diri di sejumlah gereja di Surabaya, serta terjadinya serangan teror terhadap aparat keamanan di beberapa wilayah adalah peringatan keras untuk kita semua.

Kita merasakan duka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa. Utamanya, mereka yang sedang beribadah. Dan mereka yang sedang menjalankan tugas. Kita juga mengutuk keras, segala bentuk aksi teror di muka bumi ini. Kita tidak boleh kalah menghadapi terorisme dan tujuan-tujuannya.

Gus Yahya ke Israel, Hamas dan Jutaan Rakyat Palestina Mengecam Keras

Kita kalah, apabila aksi teror itu membuat kita terpecah belah dan saling mencurigai satu sama lain. Kita juga kalah, apabila dalam upaya melawan terorisme ini kita justru terpancing untuk menggunakan cara-cara teroris. Cara-cara yang berada di luar hukum, dan melanggar hak-hak dasar warga negara.

Terrorism has no religion. Terorisme tidak punya agama. Terorisme adalah musuh semua agama. Terorisme musuh kita semua.

Kita mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah dan DPR. Baik melalui aksi penanggulangan terorisme oleh TNI/Polri di lapangan, maupun upaya legislatif melalui pengesahan Undang-Undang Anti Terorisme.

Tetapi apresiasi saja tidak cukup. Kita jangan diam!

Sebagai warga bangsa, kita patut membantu upaya pemerintah dan DPR untuk mengatasi permasalahan keamanan ini. Negeri ini milik kita semua. Bukan hanya milik mereka yang berada di pemerintahan maupun di parlemen. Artinya, kita semua punya hak dan kewajiban. Serta secara moral, turut bertanggung jawab untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan di negeri ini. Tidak hanya dalam isu-isu keamanan negara, tetapi juga aspek-aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara lainnya.

Saya meyakini, untuk memahami permasalahan dan aspirasi rakyat, kita semua harus sebanyak-banyaknya turun ke lapangan. Bertemu langsung, menyapa, dan mendengarkan suara rakyat. Suara yang jujur. Suara yang apa adanya. Dari hati, tanpa dimanipulasi. Malam hari ini, izinkan saya mewakili segenap kader Partai Demokrat di manapun berada untuk menyampaikan dan menggemakan suara rakyat Indonesia.

Saudara-Saudara,
Tiga hari setelah pidato politik pada Rapimnas Partai Demokrat bulan Maret yang lalu, saya langsung turun ke lapangan. Mengunjungi masyarakat Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatera Utara, dan tentunya DKI Jakarta. Ini melengkapi perjalanan saya keliling nusantara selama satu tahun terakhir, ke ratusan kabupaten/kota di 22 provinsi, dari Aceh hingga Papua.

Sindir Tua Ompong Peot Mau Nyapres, Ruhut Sitompul: Ingat Jangan Lakukan Fitnah Ujaran Kebencian

Dalam perjalanan itu, saya bertemu dengan berbagai komunitas dan lapisan masyarakat. Petani, nelayan, peternak, buruh (termasuk buruh outsourcing), guru (termasuk guru honorer), pedagang pasar dan pelaku UMKM, ibu-ibu rumah tangga, serta anak-anak muda (baik yang masih sekolah dan kuliah maupun mereka yang sedang mencari kerja).

Dari interaksi dengan kelompok-kelompok masyarakat itu, saya mendengar, mencatat, dan ikut merasakan apa yang menjadi kegundahan mereka. Satu hal yang mengusik perasaan saya, dan saya yakin juga perasaan Saudara-Saudara, seringkali, apa yang rakyat rasakan tidak selalu sejalan dengan apa yang media beritakan.

Saat ini, terasa sekali porsi pemberitaan tentang Pemilihan Presiden 2019 jauh lebih besar ketimbang pemberitaan tentang persoalan-persoalan aktual yang dihadapi rakyat. Fokus pemberitaan tentang Capres-Cawapres ini sangat menyita perhatian publik dari berbagai kalangan. Mulai dari obrolan di warung-warung kopi, pengajian, arisan, sampai dengan di kampus-kampus.

Bahkan, dalam jamuan-jamuan internasional tak jarang Duta Besar negara sahabat bertanya sambil berbisik: "Pak Agus, who is the strongest VP candidate for 2019? And, who will Democrat support for President?” - Siapa calon Wakil Presiden terkuat untuk Pilpres 2019? Dan siapa calon Presiden yang akan didukung oleh Partai Demokrat?”

Pilpres 2019 tentulah sangat penting, dan menentukan masa depan bangsa ini lima tahun mendatang. Tetapi yang harus kita ingat, kesuksesan penyelenggaraan Pilpres 2019 ini akan sangat ditentukan oleh stabilitas politik, sosial, keamanan, dan ekonomi saat ini.

Itulah mengapa, paling tidak sampai dengan hari ini Partai Demokrat belum menentukan dengan siapa akan bekerjasama, atau berkoalisi. Karena Partai Demokrat memahami, ada hal yang lebih mendesak dari sekedar lobi-lobi politik untuk bagi-bagi kekuasaan.

Halaman
1234
Tags:
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)Partai DemokratJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved