Bom di Surabaya
Kisah Hidup Keluarga Pelaku Bom di Gereja, Sang Anak Sering Bersepeda hingga Pernikahan Tak Direstui
Inilah kisah hidup keluarga pelaku peledakan bom di Gereja Surabaya, keluarga yang tertutup hingga kisah pernikahan tak direstui.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Rusiono mengaku tidak mengetahui aktivitas sehari-hari Puji dan suaminya, Dita, karena mereka tinggal di Surabaya.
Namun, keluarga di Banyuwangi masih memperhatikan kebutuhan Puji, anak ketiga dari Koesni, warga Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Orangtua kandungnya bahkan pernah membelikan Puji rumah seharga Rp 600 juta dan dua kali membelikan mobil.
Namun, semuanya telah dijual oleh Dita dan Puji. Terakhir, satu mobil yang dibelikan oleh keluarga Puji adalah Toyota Avanza yang dikendarai Dita Upriyanto saat meledakkan diri di Gereja Pantekosta Pusat, Surabaya.
"Dua mobil yang dibelikan dijual semua. Jadi mobil ketiga yang terakhir dibelikan, BPKB-nya tidak diberikan karena takut dijual. Tapi ternyata mobil itu yang digunakan untuk bom bunuh diri oleh suaminya, Puji," ujar Rusiono.
Puji sendiri tidak masuk dalam kartu keluarga Koesni. Karena sejak masih usia 20 bulan, Puji diasuh kerabatnya di Magetan, Jawa Timur.
Puji adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari Koesni, pengusaha jamu yang terkenal sukses. (*)