Bom di Surabaya
Kisah Hidup Keluarga Pelaku Bom di Gereja, Sang Anak Sering Bersepeda hingga Pernikahan Tak Direstui
Inilah kisah hidup keluarga pelaku peledakan bom di Gereja Surabaya, keluarga yang tertutup hingga kisah pernikahan tak direstui.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Keluarga pelaku juga diketahui berasal dari Banyuwangi.
"Setengah tertutup, kalau ketemu ya nyapa," kata Tanjung pada TribunJatim.com, Minggu.
"Sebelum ada insiden, sekitar jam 13.00 WIB, ada beberapa orang datang. Busananya sama, tertutup gitu," ujarnya.
Ia menyebutkan mengetahui keseharian keluarga pelaku sebagai penjual obat herbal.
"Pekerjaan (mereka) saya nggak tahu pasti, yang saya tahu sering jual herbal gitu," papar Tanjung.
Anaknya pun terlihat sering bermain di depan rumahnya.
"Anaknya juga sering sepedaan di depan rumah," ujarnya.

Pernikahan tak direstui
Keluarga Puji Kuswati, pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, Surabaya, sempat tidak merestui pernikahan Puji dengan Dita Upriyanto.
Rusiono, perwakilan keluarga Puji, mengatakan, keluarganya tidak merestui pernikahan karena perilaku Dita yang dianggap tertutup dan tidak bisa dekat dengan keluarga.
"Tapi, akhirnya mereka tetap melangsungkan pernikahan dan diurusi oleh keluarga angkatnya yang di Magetan. Ya keluarga di Banyuwangi akhirnya menerima," ujar Rusiono kepada Kompas.com, Senin (14/5/2018).
Selama menikah, Puji mengikuti sikap suaminya. Ia jarang bergaul dan menjadi pribadi yang lebih tertutup.
Bahkan, dia mulai jarang berkunjung ke Banyuwangi termasuk saat Lebaran.
Puji pun jarang berkomunikasi intens dengan keluarganya.
"Untuk penampilan saat pulang ke Banyuwangi ya biasa saja. Nggak ada yang berbeda. Nggak pakai cadar. Sama kayak yang lainnya. Pakaiannya tidak mencolok," katanya.