Tanggapi Omongan Dipo Alam, Fahri Hamzah: Rasanya Koalisi Pemerintah Akan Segera Berguguran
Awalnya, Dipo Alam menyinggung soal Pemilu Malaysia yang memenangkan partai oposisi, Mahathir Muhammad.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah tampak menanggapi pernyataan dari mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Diberitakan TribunWow.com, hal itu tampak dari postingan akun Twitter Fahri Hamzah pada Kamis (10/5/2018).
Awalnya, Dipo Alam menyinggung soal Pemilu Malaysia yang memenangkan partai oposisi, Mahathir Muhammad.
Diketahui, pada Pemilu kali ini, Mahatir Muhamad melawan petahana, Najib Razak.
Dipo Alam mengungkapkan jika selama ini, tidak ada satupun lembaga survey di Malaysia mengunggulkan Mahathir Muhammad.
Akan tetapi, hasil yang ke luar justru sebaliknya.
• Jokowi: Negara dan Seluruh Rakyat tak Pernah Takut, Tidak Tempat untuk Terorisme di Indonesia
Di mana rakyat justru tak memilih Najib Razak untuk kembali memimpin Malaysia.
Oleh karena itu, Dipo Alam menyarankan agar hal ini menjadi renungan untuk sang petahana.
@dipoalam49: Tidak satupun lembaga survey di Malaysia yang mengunggulkan Pakatan Harapan Rakyat pimpinan Tun DR Mahatir Muhammad, tapi harapan di hati rakyat yg tulus memutuskan lain. Renungan utk Petahana.
Menanggai hal tersebut, Fahri Hamzah mengungkapkan pendapatnya jika koalisi pemerintah akan segera berguguran.
Tak hanya itu, Fahri Hamzah juga menyebut jika calon presiden alternatif akan segera muncul.
@Fahrihamzah: Rasanya koalisi pemerintah akan segera berguguran dan calon presiden alternatif akan segera bermunculan.... #ArahBaruIndonesia
#KemenanganRakyatRI
• Waketum Hanura Sebut SBY Cocok Jadi Cawapres Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Pasek Suardika Frustasi

Terkait pemilu Malaysia, mantan perdana menteri Malaysia sekaligus pemimpin oposisi Mahathir Mohamad mencetak kemenangan bersejarah dalam pemilihan umum yang digelar pada Rabu (9/5/2018).
Komisi pemilihan umum menyatakan, koalisi oposisi yang dipimpin Mahathir telah memenangkan 115 kursi, atau di atas lebih dari cukup untuk memenangkan pemilu.
Calon perdana menteri Malaysia harus mengamankan minimal 112 kursi dari 222 kursi Parlemen.