Fahri Hamzah: Pemberlakuan Kembali Pasal-pasal Otoriter Itu Tanda Kita Sedang Dipimpin Orang Bodoh
Fahri Hamzah turut memberikan komentar terkait pasal penghinaan presiden yang saat ini tengah di godok di RKUHP
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah turut memberikan komentar terkait pasal penghinaan presiden yang saat ini tengah di godok di Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( RKUHP).
Pantauan TribunWow.com dari akun Twitter Fahri Hamzah, wakil ketua DPR itu menyebutkan jika pasal penghinaan presiden bisa membatasi seseorang untuk memberikan kritikan kepada presdien.
Berikut ini sederet pernyataan Fahri Hamzah yang mengumpamakan pembuat pasal tersebut adalah kaum otoriter.
@Fahrihamzah: Ini tulisan kecil saya buat untuk memudahkan kita membaca akar dari pikiran kaum otoriter sepanjang masa.
Bagus juga dipahami dalam kerangka agama.
Ini merespon pandangan #KaumOtoriter yg muncul di panggung sejarah kita kini dalam partai atau negara.
@Fahrihamzah: Mentalitas otoriter itu sebenarnya lahir dari kelompok yang mulai gagal membaca makna relasi2 sosial yang rumit.
Viral! Dua Pelawak Asal Indonesia Ditahan dan Diadili di Hong Kong, Istri Sampai Menangis
Mulai dari rumah tangga dengan bapak yg menganggap anak dan istri sebagai harta milik, partai yang pimpinannya menganggap diri dalam hirarki tertinggi.
@Fahrihamzah: Sekarang,
Dalam negara kita #KaumOtoriter sedang mengusung pasal tentang penghinaan kepada presiden dengan anggapan seolah presiden adalah lambang NKRI yang tidak boleh disentuh dengan kritik dengan kata2 yang tidak dibakukan.
@Fahrihamzah: Dalam rezim ini, kita sudah mendengar banyak kisah cara berpikir #KaumOtoriter mulai dari pembubaran ormas, sertifikasi khotbah Jumat, pasal2 makar yang dihidupkan, pasal2 ITE yang dikembangkan sampai ijin penelitian yang kemudian dibatalkan sepihak.
@Fahrihamzah: Pada dasarnya,
#KaumOtoriter tumbuh mewakili mereka yang tidak sanggup berpikir imajinatif.
Baca berita ini: Menteri Susi: Ukuran Keberhasilan yang Telah Anda Lakukan Apa Pak Fadli Zon yang Terhormat?
jalan pikirannya sederhana dan cemas dengan kompleksitas serta takut melihat kebebasan. Mereka selalu datang dengan ide memaksakan penyederhanaan.
@Fahrihamzah: #KaumOtoriter memandang manusia dengan perasaan curiga, ini karena mereka membaca manusia dengan kacamata yang salah.
Manusia dianggap sama saja dengan binatang sehingga diatur pun seperti binatang. Sejak itu #KaumOtoriter membuat hirarki.
@Fahrihamzah: Padahal,
Manusia setidaknya harus dipandang sama.
Pertama, ia telah dimuliakan oleh Tuhan sebagai ciptaan terbaik (ahsanitaqwim). Kedua, manusia sama kedudukan di depan Tuhan.
Ada ketaqwaan tapi bukan ukuran manusia.
Manusia harus membatasi diri dalam menilai. #KaumOtoriter.
Baca: Di Tengah Hujan Fadli Zon Datangi Lokasi Longsor di Puncak Bogor, Benda Ini Mendadak Jadi Sorotan
@Fahrihamzah: Maka, sejak itulah kita wajib memperjuangkan hukum yang menciptakan kedudukan yang sama. Bunyi Pasal 27 UUD 1945.
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
@Fahrihamzah: Peradaban hukum telah mengantarkan kita pada pasal 27 UUD 1945 yang menjamin setiap warga negara akan diperlakukan sama dalam hukum dan pemerintahan.
Tapi #KaumOtoriter terus saja ingin menggerus nilai itu atas nama keperluan sesaat.
@Fahrihamzah: #KaumOtoriter di manapun mereka berada sebetulnya sedang sudah buntu dan tak sanggup lagi beepikir.
Sehingga kompleksitas dan kebebasan ini membuat mereka frustrasi dan ingin mengambil jalan pintas.
Ini yg sedang mereka lakukan.
Baca ini: Ciptakan Motor Pemadam Kebakaran, Anggota Polisi di Banjarmasin Dapat Apresiasi Presiden Jokowi
@Fahrihamzah: Mereka cemas dengan orang2 kritis yang bersuara berbeda lalu ingin begitu saja memberikan label kepada mereka sebagai musuh negara atau musuh partai.
Mereka melebur diri dalam institusi sehingga kritik kepada pribadi dianggap musuh lembaga. #KaumOtoriter.
@Fahrihamzah: Padahal, untuk menjadi pencinta demokrasi dan kebebasan sejati dan tidak menjadi #KaumOtoriter , yaitu menyadari relasi sosial dalam kerangka #PancasilaKita di mana agama memberikan warna utama.
Memang ini agak rumit tapi untuk itulah pemimpin perlu cerdas.
Baca berita ini: Fadli Zon: Untuk Benahi Indonesia, Menangkan Prabowo Sebagai Presiden
@Fahrihamzah: Kita memerlukan pemimpin yang cerdas sebab ide2 dalam kehidupan demokrasi dan #PancasilaKita cukup kompleks.
Tidak cukup bicara Saya Indonesia dan saya Pancasila tapi ternyata tidak paham keduanya. #KaumOtoriter.
@Fahrihamzah: Pemberlakuan kembali pasal2 otoriter adalah pertanda bahwa kita sedang dipimpin orang bodoh...
ini berlaku di semua tempat. Partai atau Negara. Wallahualam. #StopKaumOtoriter. (*)
Baca juga: Soal Gaji PNS Muslim Akan Dipotong untuk Zakat, Mahfud MD: Pikir Lagi Lah, Hati-hati Pak Menteri