Breaking News:

Kecaman Tes Keperawanan kepada Pelamar Perempuan, Mitos Selaput Dara dan Asumsi Rapatnya Organ Vital

Kekerasan seksual juga dilakukan oleh aparat lembaga negara atas nama moralitas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Editor: Mohamad Yoenus
Daily Plate of Crazy
Foto Ilustrasi. 

Dalam satu kasus di Turki pada awal 1990-an, seorang siswi bunuh diri setelah menjalani tes keperawanan yang diinstruksikan oleh kepala sekolahnya.

Prosedur uji

Cara tes yang dilakukan bisa bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kita sekarang mengenal istilah “two fingers test” yang dilakukan oleh Polri.

Di beberapa tempat di Irak, pemeriksaan bersifat visual.

Seorang perempuan dianggap perawan saat tidak ada tanda “robek” pada selaput daranya.

Di satu desa di Maroko, tes ini agak lebih imajinatif.

Pengantin harus menjalani “tes telur”.

Pengantin perempuan berbaring telentang dengan kaki terbentang.

Pemeriksa, biasanya perempuan yang lebih tua, kemudian akan memecahkan sebutir telur yang terbuka ke vaginanya.

Jika telur menyelinap ke dalamnya, dia akan dianggap tidak lagi perawan.

Apa pun metodenya, ada dua aspek yang sering digunakan untuk menentukan keperawanan perempuan: selaput dara ‘masih utuh’ dan lubang vagina yang kencang.

Keduanya masih banyak dipercaya menandakan keperawanan pada perempuan.

Tidak ada dasar yang dapat diandalkan untuk kesimpulan semacam itu.

Mitos selaput dara

Halaman
1234
Tags:
TNIPolriIndonesia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved