Breaking News:

3 Perbedaan Laki-laki yang Disunat dan Tidak Disunat, Yang Terakhir Gampang Kena Penyakit!

Sunat mungkin adalah prosedur pembedahan elektif yang paling sering dilakukan pada pria.

Editor: Galih Pangestu Jati
KOMPAS.COM
Ilustrasi 

Ketika kepala penis tidak rutin dibersihkan, cairan ini menumpuk bersama sel kulit mati, bakteri, kuman, kadang juga pasir dan kotoran sehingga memproduksi bau tidak sedap dan bisa mengiritasi kulit, menyebabkan peradangan atau bahkan infeksi baik pada kulup atau kelenjar.

Tapi, smegma pada umumnya tidak berbahaya dan dapat dengan mudah diatasi dengan kebersihan pribadi yang baik. Secara umum tidak perlu menghubungi dokter.

Penis yang disunat

Tidak adanya kulit kulup akan menghemat waktu saat membersihkan tubuh, walaupun tidak scara signifikan.

Namun, beberapa wanita mungkin merasa lebih ‘bersih’ saat berhubungan seks dengan pria yang disunat.

Hal ini bisa meningkatkan fungsi seksual wanita,” kata ginekolog Alyssa Dweck, M.D, dilansir dari Shape.

3. Kesehatan

Penis yang tidak disunat

Ketika seorang pria tidak disunat, uap air dapat terjebak antara penis dan kulup, menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.

Pria yang tidak disunat juga lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi yang mereka miliki, termasuk infeksi ragi, infeksi saluran kencing (ISK), dan penyakit kelamin (terutama HPV dan HIV), misalnya herpes genital, bisul genital, chancroid, dan sifilis.

Penis yang tidak disunat bahkan juga menempatkan pasangan wanita Anda pada peningkatan risiko penyakit kelamin, dengan kejadian herpes genital, Trichomonas vaginalis, bacterial vaginosis, HPV menular seksual (yang menyebabkan kanker serviks), dan mungkin klamidia hingga lima kali lebih banyak daripada wanita yang memiliki pasangan seks yang telah disunat.

Juga penting untuk dicatat bahwa memiliki kulup adalah faktor risiko nomor satu untuk infeksi HIV pada pria heteroseksual.

Pria yang tidak disunat memiliki 2-8 kali lipat risiko HIV lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang disunat.

Penjelasan lain yang mungkin adalah, kulit kulup rentan robek saat berhubungan seks, yang akan memberikan virus dan bakteri sebuah jalur mudah untuk masuk ke dalam tubuh Anda.

Beberapa masalah lain yang terkait dengan kulup di orang-orang yang tidak disunat meliputi:

  •     Kulup tidak dapat ditarik kembali di belakang kepala penis karena terlalu ketat
  •     Kulup, setelah ditarik kembali, menjadi “macet” terperangkap di belakang kepala penis; ini adalah keadaan darurat medis karena dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penis. Anda harus segera kunjungi dokter.
  •     Sebuah kondisi yang jarang di mana terbentuk jaringan parut di ujung penis, mengencangkan kulup di sekitar kepala penis; ini akan menyulitkan kulup untuk ditarik kembali.
Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
MenshealthPenisKompas.com
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved