Gara-gara Beragama Minoritas, Polwan Asal Binjai Gagal Adopsi Bayi yang Ia Temukan di Parit
Polwan yang tidak diketahui namanya tersebut gagal mengadopsi seorang bayi yang ditelantarkan.
Penulis: Galih Pangestu Jati
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Seorang polwan di Binjai, Sumatera Utara, menjadi perbincangan publik.
Polwan yang tidak diketahui namanya tersebut gagal mengadopsi seorang bayi yang ditelantarkan.
Bayi tersebut ditemukan sang polwan hampir mati dalam kardus yang terbuang di parit.
Melihat kondisi bayi tersebut, sang polwan pun berniat untuk mengadopsi bayi tersebut.
Namun, sayangnya ia gagal mengadopsi karena terganjal oleh Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2007.
Karena alasan itu, Kabid Sosial Binjai, H T Syarifuddin, tidak membenarkan sang polwan untuk mengadopsi.
Pasalnya, sang polwan beragama Kristen.
Muncul Surat Terbuka Untuk Arifin Ilham, Stop Memamerkan Urusan Katarsis Syahwat Ini
Oleh karena itu, anak tersbet diserahkan ke panti asuhan di Medan, Sumatera Utara.
Kisah Polwan ini pertama kali dipublikasikan oleh seorang netizen dengan nama Johannes Surbekti Surbekti di akun Facebok pribadinya.
Berikut ini tulisan yang diunggah oleh Surbakti.
"Aturan di kota Binjai anak terbuang / terlantar hanya bisa diadopsi oleh warga yang beragama mayoritas. (peraturan pemerintah no 54 tahun 2007)
Karena alasan itu Kadis Sosial Binjai H T Syarifuddin seorang bayi yang diketemukan hampir mati kedinginan dalam kardus yang terbuang di parit tidak dibenarkan diadopsi oleh seorang polwan yang beragama Kristen. Anak itu kemudian diserahkan Ke panti asuhan di Medan.
Banyak yang protes soal aturan itu namun pemko Binjai tak open
maaflah dunia.... tak sanggup aku melepas mu
Satu bulan aku bersamamu di rsu Djoelham Binjai. Dan tidak bisa mengadopsimu..... Maafkanlah..... Tah kapan lagi kita berjumpa."