Mengapa Kita Menitikkan Air Mata ketika Bahagia? Ternyata Ini Penjelasannya!
Pernahkah Anda meneteskan air mata saat bahagia? Misalnya saat kelahiran anak atau saat mengucapkan janji perkawinan?
Editor: Galih Pangestu Jati
Namun saat orang menangis senang, leucine enkephalin membuat mereka merasa lebih bahagia.
Penjelasan yang lebih kompleks soal air mata bahagia memasukkan teori bahwa otak kita tidak selalu mengetahui perbedaan antara emosi negatif atau positif.
Bagian otak yang bernama hypothalamus merespons emosi melalui sinyal saraf tanpa selalu menyadari apakah sinyal yang dikirim sedih atau senang.
Menurut Jordan Gaines Lewis, profesor psikiatri dari Penn State, saat sinyal sedih dan bahagia muncul, sistem saraf parasympathetic akan aktif, dan melepaskan acetylcholine.
Acetylcholine ini memerintahkan kelenjar air mata untuk berproduksi, dan menangislah kita.
Dalam penelitian yang dimuat di journal Evolutionary Psychology tahun 2009, periset Oren Hasson mengajukan teori yang menyebut bahwa menangis adalah petunjuk sosial yang seolah berarti: “Jangan sakiti aku, atau aku membutuhkan seseorang, atau aku tidak akan melukaimu.”
Karenanya masuk akal bila seseorang menangis dalam situasi sedih maupun gembira.
Seorang Nelayan Tangkap Ikan dengan Bentuk yang Mengerikan! Dikatakan Mirip Alien!
Anak-anak juga mungkin mengeluarkan air mata bahagia seperti orang dewasa, kata Aragon.
Dan pria juga bisa menangis bahagia seperti wanita.
Menariknya, kebanyakan orang akan berusaha menenangkan dan bukannya merayakan seseorang yang menangis gembira. Dan mungkin memang itulah yang benar.
Karena saat bahagia pun kita ingin berbagi. (Kompas.com/Wisnubrata)
Berita ini telah diterbitkan oleh Kompas.com dengan judul "Mengapa Kita Menangis Saat Bahagia?"