Wajib Tahu! 7 Mitos Salah Kaprah Tentang Sunat
Muncul berbagai mitos baik yang berhubungan secara medis maupun ada pula yang tidak berhubungan sama sekali, bahkan mengarah kepada takhayul.
Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Sunat bagi laki-laki secara medis sangat baik untuk kesehatan.
Selain sebagai ajaran agama maupun adat, tradisi sunat diakui manfaatnya karena memiliki dampak positif terhadap kesehatan dan kebersihan.
Dalam bahasa ilmiah, sunat disebut Sirkumsisi, yaitu pembedahan untuk menghilangkan sebagian kulit yang menutupi kepala penis.
Seiring tradisi sunat itu dilakukan masyarakat, muncul berbagai mitos baik yang berhubungan secara medis maupun ada pula yang tidak berhubungan sama sekali, bahkan mengarah kepada takhayul.
Fenomena Langka, Warga Negara Ini Pergi Bekerja Telanjang Gara-gara Pidato sang Presiden
Ada 7 mitos salah kaprah yang menyerbar di masyarakat, berikut ini penjelasnnya.
Melansir Kompas.com, dr Mahdian Nur Nasution dari klinik Rumah Sunatan menjelaskan 3 fakta pertama mengenai sunat.
1. Sunat membuat pertumbuhan anak semakin cepat
Faktanya pertumbuhan seorang anak tidak berhubungan langsung dengan sunat.
Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah hormon, gizi dan keturunan.
"Hanya kebetulan saja kalau misalnya anak setelah di sunat menjadi lebih cepat. Karena budaya orang Indonesia di sunat bersamaan dengan usia masa pertumbuhan, yaitu sekitar 10 - 12 tahun," kata dr Mahdian.
Gadis Sering Muntah dan Alami Gangguan Makan, Dokter Temukan Benda Mengerikan Ini di Perutnya
2. Tidak boleh makan telur dan daging setelah sunat
Mitos ini salah. Menurur dr Mahdian, justru makanan tersebut mengandung protein tinggi yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka.
Manfaat protein adalah untuk membentuk jaringan sel yang rusak dan berperan dalam tumbuh kembang anak.