Breaking News:

Qatar Hanya Punya 48 Jam untuk Penuhi Tuntutan Arab Saudi dan Sekutunya, Jika Tidak. . .

Qatar kini hanya memiliki watu 48 jam untuk memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi supaya blokade terhadap negeri itu diakhiri.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati

TRIBUNWOW.COM - Qatar kini hanya memiliki watu 48 jam untuk memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi supaya blokade terhadap negeri itu diakhiri.

Sebelumnya, Arab Saudi telah mengajukan 13 butir tuntutan yang harus dipenuhi oleh Qatar.

Tuntutan tersebut harus dipenuhi oleh Qatar selama 10 hari dan tenggat waktunya telah berakhir pada Minggu (2/7/2017).

Tanpa menyebut bahwa Qatar menolak persyaratan tersebut, diberitakan oleh kantor berita Kuwait KUNA, Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah meminta Arab Saudi dan tiga negara lainnya untuk memberikan perpanjangan waktu 48 jam kepada Qatar.

Qatar Menjadi Tuan Rumah Bagi Kelompok Taliban atas Permintaan Amerika Serikat!

Kuwait menyampaikan hal tersebut selaku mediator krisisi diplomatik di antara negara-negara Timur Tengah tersebut.

Diketahui sebelumnya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir pada 5 Juni 2017 lalu telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar.

Keempat negara itu menuding Qatar sebagai negara sponsor terorisme.

Keempat negara tersebut kemudian mengirim 13 butir tuntutan kepada Qatar guna mengakhiri dua pekan blokade yang telah berjalan.

Qatar tidak pernah memberikan tanggapan resmi terhadap pengajuan tuntutan itu.

Namun, Kemenlu Qatar pernah mengatakan bahwa negeri itu tak akan memenuhi persyaratan yang memang sengaja dibuat untuk ditolak.

Pada Sabtu (1/7/2017), Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman al-Thani justru menawarkan "kondisi yang layak untuk menggelar dialog" guna mengakhiri krisis.

"Semua orang paham bahwa persyaratan itu dibuat untuk mengganggu kedaulatan Qatar, membungkam kebebasan berbicara, dan memberlakukan mekanisme audit terhadap Qatar," ujar Al-Thani di Roma, Italia, dikutip Kompas.com dari Al Jazeera.

"Kami yakin dunia diperintah bukan dengan ultimatum, kami yakin dunia dikelola dengan hukum internasional, dunia dijalankan dengan aturan yang melarang negara besar menekan negara yang lebih kecil," tegasnya.

Pihak Arab Saudi dan sekutunya bersikukuh bahwa kesepakatan tersebut tidak bisa dinegosiasikan lagi.

Pada pekan lalu, keempat negara itu bertemu di Kairo, Mesir untuk membahas lebih lanjut mengenai langkah selanjutnya yang akan mereka ambil.

Dubes Uni Emirat Arab untuk Rusia Omar Ghobash sempat menyebut bahwa Qatar bisa saja menghadapi sanksi baru jika tidak memenuhi tuntutan yang diajukan.

Beberapa tuntutan yang diajukan antara lain adalah menutup stasiun televisi berita Al Jazeera dan menutup pangkalan militer Turki di negeri itu.

Tuntutan lainnya adalah mendesak Qatar memutus hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin dan beberapa kelompok lain seperti Hezbollah, Al-Qaeda, dan ISIS.

Menlu Indonesia jalin komunikasi dengan Menlu Amerika Serikat terkait Qatar

Retno Marsudi, selaku Menteri Luar Negeri RI dan Rex Tillerson, Menlu Amerika Serikat (AS) telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon guna membahas sejumlah isu utama.

Satu di antaranya adalah mengenai perkembangan krisis diplomatik Qatar.

"Semalam Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menelepon saya. Kita memang sudah janjian dalam minggu ini untuk melakukan komunikasi lewat telepon," kata Retno Marsudi di Jakarta, Rabu (21/6/2017), dikutip dari Kompas.com.

Terkait permasalah krisis diplomatik di Qatar, kepada Tillerson, Retno menyampaikan kembali posisi Indonesia terhadap masalah tersebut.

Retno juga meminta agar AS juga memberikan kontribusinya supaya situasi tidak memburuk dan dapat segera dilakukan dialog antarnegara yang berkonflik.

"Rex Tillerton mengatakan bahwa Amerika berkomitmen untuk memberikan kontribusinya dan sampai saat ini masih terus mengundang kedua belah pihak agar dialog dapat dilakukan," tutur diplomat karier Kementerian Luar Negeri RI itu.

Mantan Duta Besar RI di Kerajaan Belanda juga mengungkapkan jika Indonesia terus berupaya mendorong supaya negara-negara yang berkonflik tersebut untuk menahan diri dan mengedepankan dialog serta rekonsiliasi.

Pekan lalu, Retno menerima utusan khusus dari Uni Emirat Arab (UEA), yaitu Menlu UEA Abdul Rahman bin Mohammde Al Owais.

Dalam pertemuan itu, mereka berdua juga membahas upaya-upaya yang bisa dapat ditempuh untuk menangani krisis diplomatik Qatar.

7 Negara Putuskan Hubungan dengan Qatar, Begini Dampaknya bagi Indonesia!

Utusan UEA tersebut juga menyampaikan pesan yang berisi ajakan untuk mengedepankan dialog dalam penyelesaian krisis diplomatik Qatar.

Menurut UEA, dialog adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah.

Sedangkan penyelesaian melalui kekuatan militer bukan lah suatu pilihan.

Retno juga menerima kunjungan Menlu Maladewa, Mohamed Asi.

Menlu Meladewa juga memberikan pendapat senada mengenai penyelesaian konflik di Timur Tengah tersebut, yakni melalui cara berdialog. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
QatarUni Emirat ArabArab Saudi
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved