Penyerangan di Mapolda Sumut
Fakta Pelaku Penyerangan Mapolda Sumut, Tiga Terakhir soal Dugaan Anggota ISIS
Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut) diserang oleh dua orang yang tidak dikenal pada hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Dalam perintahnya, Bahrun menyuruh pengikutnya melakukan aksi amaliah, yang artinya adalah serangan teror.
Menurut Setyo, hingga saat ini polisi masih mendalami hubungan AR dan SP, dengan tiga terduga teroris asal Medan yakni RA, JH, dan AAG yang belum lama ini ditangkap.
RA, JH dan AAG merupakan pengikut Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
JAD adalah kelompok di Indonesia yang mengaku berafiliasi dengan gerombolan teroris ISIS.
4. Pelaku penyerangan Mapolda Sumut dikenal sebagai sosok yang tertutup
Menurut Kepala Lingkungan (Kepling) VIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Hari Isnaini, Syawaluddin Pakpahan adalah sosok yang tertutup.
"Dia (Syawal) dikenal sebagai pribadi eksklusif dan jarang komunikasi dengan warga. Tapi masih mau menyapa kalau berpapasan," ungkap Hari, dikutip dari Tribun Medan.
Hari juga menjelaskan bahwa rumah yang ditinggali Syawal merupakan warisan dari orangtuanya.
Tak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, Syawal diketahui sering tidak cocok dengan tetangganya.
5. Ditemukan logo ISIS di rumah pelaku saat Polisi melakukan penggeledahan
Kembali melansir dari Tribun Medan, pascapenyerengan dua terduga teroris di Mapolda Sumut tersebut, polisi langsung bergerak cepat.
Rumah Syawaluddin Pakpahan di Jalan Pelajar Timur, Gang Kecil, Lingkungan VIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai langsung digeledah.
Saat melakukan penggeledahan, petugas menemukan sebuah logo ISIS di dinding bagian kanan rumah pelaku.
Diketahui, logo tersebut berukuran kurang lebih 1 x 0,5 meter yang didominasi dengan cat warna dasar hitam dan tulisan putih.
Menurut Hari Isnaini, logo ISIS itu sudah ada sejak 7 tahun yang lalu. Namun, saat itu warga belum mengetahui maksud dari logo itu.
"Kami tahunya tiga tahun lalu setelah marak-maraknya soal ISIS di media," ungkap Hari.
Setelah itu, pihak kelurahan dan Bhabinkamtibmas telah berulang kali memberi wejangan kepada Syawaluddin Pakpahan untuk tidak berbuat yang merugikan orang lain.
Selain itu, setelah melakukan penggeledahan, polisi lalu membawa istri dan kelima anak Syawaluddin. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)