Penyerangan di Mapolda Sumut
Fakta Pelaku Penyerangan Mapolda Sumut, Tiga Terakhir soal Dugaan Anggota ISIS
Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut) diserang oleh dua orang yang tidak dikenal pada hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Pada hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah, Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut) diserang oleh dua orang yang tidak dikenal, Minggu (25/6/2017).
Kedua pelaku itu disebut-sebut sebagai terduga teroris yang sengaja mengacaukan keamanan di momen Lebaran.
Melansir dari Tribun Medan, penyerangan di Mapolda Sumut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
Dari kejadian tersebut seorang polisi tewas mengenaskan dengan bekas gorokan benda tajam.
Ia adalah Aiptu Martua Sigalingging.
Polisi Temukan Barang Ini di Rumah Terduga Teroris yang Serang Mapolda Sumut, Anggota ISIS?
Melansir dari Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, dua terduga yang menyerang Mapolda Sumut telah teridentifikasi, Minggu (25/6/2017).
Kedua pelaku tersebut berinisial SP dan AR.
"Inisial AR umur 30 tahun dan SP umur 47 tahun," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta.
Pelaku berinisial AR, diketahui adalah seorang warga Jalan Sisingamangaraja, Simpang Limun, Medan, Sumatera Utara yang berprofesi sebagai penjual jus.
Sementara, SP, adalah warga Jalan Pelajar Ujung, Gang Kecil, Medan. Dirinya berprofesi sebagai penjual rokok.
Satu Polisi Tewas Digorok, Ini Poin-poin Lengkap Peristiwa Penyerangan di Polda Sumut
"AR ini yang meninggal, sementara SP ini kritis," ujar Setyo.
Kini, jenazah AR berada di RS Polri Medan, sementara, SP dirawat di RS Brimob Medan.
Berikut tim TribunWow.com menghimpun fakta-fakta terkait dua pelaku penyerangan Mapolda Sumut ini.
Simak selengkapnya di sini!
1. Foto 2 pelaku penyerangan polisi, baru 1 yang teridentifikasi
Melansir dari Tribun Medan, seorang pelaku penyerangan terhadap personel kepolisian di Mapolda Sumut, bernama Syawaluddin Pakpahan, seorang warga Kota Medan.
Kepala Lingkungan (Kepling) VIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Hari Isnaini mengatakan Syawaluddin sehari-hari berprofesi sebagai pedagang rokok.
Lokasi jualannya berada di Jalan Sisingamangaraja atau tepat di seberang SPBU Teladan Medan.
Seorang laki-laki yang belum teridentifikasi hingga Minggu siang ini, juga berprofesi sebagai pedagang.
Ia berjualan jus, dekat tempat Syawaluddin Pakpahan berdagang.

2. Kapolda pastikan penyerang Mapolda Sumut berafiliasi dengan ISIS
Polisi kemudian mengetahui sosok dua pria yang terduga teroris tersebut.
Melansir dari Tribun Medan, Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko Amelza Daniel menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengetahui identitas pelaku.
Saat ini pun sedang dilakukan pendalaman serta pengembangan.
Diduga, kedua pelaku itu berafiliasi dengan ISIS.
3. Penggorok leher polisi di Mapolda Sumut diduga terkait dengan Perekrut ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menduga pelaku penyerangan Mapolda Sumut ini merupakan jaringan Bahrun Naim.
"Kemungkinan besar jaringan Bahrun Naim," kata Setyo, di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (25/6/2017) dikutip dari Tribun Medan.
Dalam perintahnya, Bahrun menyuruh pengikutnya melakukan aksi amaliah, yang artinya adalah serangan teror.
Menurut Setyo, hingga saat ini polisi masih mendalami hubungan AR dan SP, dengan tiga terduga teroris asal Medan yakni RA, JH, dan AAG yang belum lama ini ditangkap.
RA, JH dan AAG merupakan pengikut Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
JAD adalah kelompok di Indonesia yang mengaku berafiliasi dengan gerombolan teroris ISIS.
4. Pelaku penyerangan Mapolda Sumut dikenal sebagai sosok yang tertutup
Menurut Kepala Lingkungan (Kepling) VIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Hari Isnaini, Syawaluddin Pakpahan adalah sosok yang tertutup.
"Dia (Syawal) dikenal sebagai pribadi eksklusif dan jarang komunikasi dengan warga. Tapi masih mau menyapa kalau berpapasan," ungkap Hari, dikutip dari Tribun Medan.
Hari juga menjelaskan bahwa rumah yang ditinggali Syawal merupakan warisan dari orangtuanya.
Tak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, Syawal diketahui sering tidak cocok dengan tetangganya.
5. Ditemukan logo ISIS di rumah pelaku saat Polisi melakukan penggeledahan
Kembali melansir dari Tribun Medan, pascapenyerengan dua terduga teroris di Mapolda Sumut tersebut, polisi langsung bergerak cepat.
Rumah Syawaluddin Pakpahan di Jalan Pelajar Timur, Gang Kecil, Lingkungan VIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai langsung digeledah.
Saat melakukan penggeledahan, petugas menemukan sebuah logo ISIS di dinding bagian kanan rumah pelaku.
Diketahui, logo tersebut berukuran kurang lebih 1 x 0,5 meter yang didominasi dengan cat warna dasar hitam dan tulisan putih.
Menurut Hari Isnaini, logo ISIS itu sudah ada sejak 7 tahun yang lalu. Namun, saat itu warga belum mengetahui maksud dari logo itu.
"Kami tahunya tiga tahun lalu setelah marak-maraknya soal ISIS di media," ungkap Hari.
Setelah itu, pihak kelurahan dan Bhabinkamtibmas telah berulang kali memberi wejangan kepada Syawaluddin Pakpahan untuk tidak berbuat yang merugikan orang lain.
Selain itu, setelah melakukan penggeledahan, polisi lalu membawa istri dan kelima anak Syawaluddin. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)