Tunjukkan Data hingga Bumi Goyang Jika NU Marah! Inilah Fakta-fakta Penolakan Full Day School
Berikut ini fakta-fakta penolakan dari berbagai pihak mengenai wacana sekolah lima hari atau full day school (FDS).
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
Dalam catatan Lukman, sebanyak 76.566 MDT dengan 6.000.062 santri dan 443.842 ustaz, 134.860 Pendidikan Alquran, 7.356.830 santri dan 620.256 ustaz serta ada 13.904 Pondok Pesantren, 3.201.582 santri dan 322.328 ustaz yang berpotensi terancam bubar jika kebijakan Full Day School diterapkan.
Padahal lembaga keagamaan Islam ini tumbuh dan berkembang dari inisiatif dan partisipasi masyarakat.
Lukman mengatakan, Full Day School akan membuat waktu belajar ilmu agama bagi anak berkurang.
“Berkurangnya waktu efektifitas belajar pada MDT, TPQ dan Pesantren akibat kebijakan FDS, akan mengakibatkan penyelenggaraan pendidikan tidak optimal. Pembelajaran Alquran, kajian kitab kuning dan pengetahuan dasar-dasar agama Islam akan terganggu,” kata Lukman.
Surat Cinta Kepala Sekolah SD di Bantul Yogyakarta Ini Viral
Lukman khawatir, Islam moderat dan nasionalisme akan hancur jika MDT, TPQ dan Pondok Pesantren kehilangan eksistensinya.
“Jangan sampai kebijakan full day scholl malah akan mematikan sesuatu yang telah lama kita miliki dan berjasa besar pada pengembangan karakter, akhlakul karimah dan penguatan komitmen kebangsaan,” ujarnya.
2. MUI keberatan atas kebijakan sekolah lima hari (FDS)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada Muhadjir Effendy untuk mengkaji ulang kebijakan sekolah lima hari (FDS).
Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangan pers kepada Tribunnews.com, Minggu (11/6/2017) menyatakan, kebijakan tersebut mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan keagamaan yang dikelola swadaya masyarakat, seperti di Madrasah Diniyah dan pesantren.
Pasalnya kegiatan keagamaan tersebut dimulai setelah pelajar pulang dari sekolah umum, yaitu SD, SMP, dan SMA.
"Untuk hal tersebut, MUI meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk mengkaji ulang kebijakan tersebut," ucap Zainut.
Anaknya Sering Dapat Peringatan dari Sekolah, Sang Ayah Keluarkan Cara Jitu hingga Tuai Pujian
Selain Madrasah Diniyah akan tutup, para pengajarnya juga akan kehilangan pekerjaan.
"Hal ini sangat menyedihkan dan akan menjadi sebuah catatan kelam bagi dunia pendidikan Islam di negeri yang berdasarkan Pancasila," imbuh Zainut.