Ledakan di Kampung Melayu
Kisah Sopir Kopaja Korban Bom Kampung Melayu: Ingin Tolong Polisi hingga Tak Sadarkan Diri di Jalan
Seorang sopir Kopaja 612 terkena dampak ledakan bom saat menyelamatkan polisi di lokasi kejadian.
Penulis: Maya Nirmala Tyas Lalita
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
"Semakin lari makin berat kakinya. Dia seret kakinya, baru liat berdarah," kata Dewi.
Agung langsung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.
Ia masuk ke dalam angkot dan meminta sopir mengantarnya ke rumah sakit terdekat.
Sayangnya, sopir angkot tersebut justru tak mau mengantar.
"Dia naik angkot, 'bang anterin saya ke Budi Asih'. Tapi angkot itu enggak mau nganterin. Angkot itu malah diam," kata Dewi.
Akhirnya, Agung turun dari angkot dan hendak menuju ke warung milik kakaknya yang kebetulan tak jauh dari lokasi.
Namun, menurut penuturan Dewi, sebelum anaknya itu tiba di warung, ia terlanjur tak sadarkan diri dan tergeletak di jalan.
Beruntung, Agung segera ditemukan oleh adik iparnya dan dibawa ke UGD Rumah Sakit Premier Jatinegara.
"Adik iparnya melihat, kebetulan ada tukang koran. Disitulah dibawa ke UGD," kata Dewi.
Hingga kini, Agung masih menjalani perawatan dan telah dipindahkan ke Rumah Sakit Polri bersama anggota Polri lainnya yang menjadi korban.
Dewi mengatakan, biaya perawatan dan pengobatan putranya kemungkinan besar akan ditanggung oleh pemerintah.
Diberitakan sebelumnya, diketahui ada tiga anggota kepolisian yang menjadi korban meninggal ledakan bom di Terminal Kampung Melayu.
Ketiga polisi tersebut terkena serpihan bom yang meledak di lokasi sekitar Terminal Bus.
Mereka adalah Bripda Imam Gilang Adinata, Briptu Anumerta Taufan Tsunami dan Bripda Ridho Setiawan. (TribunWow.com/Maya Nirmala Tyas Lalita)