Breaking News:

Fakta Miris Pembunuhan Sadis Dosen Undip Semarang! Nomor 4 Bikin Berdecak Heran!

Berikut fakta-fakta mencengangkan yang berhasil dihimpun oleh tim TribunWow.com terkait penemuan mayat dosen Kedokteran Undip tersebut!

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
KOLASE/TRIBUNWOW.COM
Pembunuhan Dosen Kedokteran Undip 

"Karena dihubungi anaknya dari Minggu hingga Rabu kok tidak nyambung. Rabu malam sekitar pukul 10 malam saya cek rumahnya. Saya masuk dari lorong rumahnya," ujarnya.

Saat meninjau keberadaan rumah korban, Sebastian menemukan bekas congkelan pintu yang merupakan akses menuju ruang utama.

7 Fakta Tragedi Pembunuhan Satu Keluarga di Medan

Pelaku juga merusak besi nako yang menghubungkan dapur.

"Dari dapur, pelaku masuk pintu tembus ke ruang makan dan masuk ke ruang tidur. Padahal pelaku tidurnya di lantai dua yang terpisah dari ruang utama korban. Di rumah korban tidak ditemukan bercak darah. Saya curiga korban dieksekusi di ruang praktiknya," ujarnya.

Pada Kamis (26/4) dini hari, Sebastian menghubungi putra Nanik agar segera kembali ke Semarang untuk membuat laporan ke Polsek Semarang Tengah.

Laporan tersebut berdasarkan data awal yang dimilikinya.

"Waktu itu Pardi pamit dengan penghuni kos akan pulang kampung. Selanjutnya alamat pelaku didapatkan dari data pengganti KTP," ujarnya.

Misteri di Balik Pembunuhan Satu Keluarga di Medan Mulai Terkuak

5. Kejanggalan yang ada di kasus pembunuhan ini

Sebastian juga mengatakan, bahwa kecurigaan anak Nanik tersebut sudah terjadi sejak Jumat (21/4/2017).

Sebelum korban pulang dari negeri, CCTV rumah korban yang terkoneksi dengan anaknya mendadak hilang.

Hal ini dimungkinkan menjadi sebuah perencanaan pembunuhan yang dilakukan sebelum korban pulang.

Diketahui korban pergi ke India sejak sepuluh hari sebelum pulang ke Indonesia dan otak CCTV serta perekamnya hilang.

Kejanggalan lainnya pun diungkapkan oleh Budi Wisacsono, seorang News Analysis yang juga seorang Ketua Pusat Studi Kepolisian Undip.

Ada selang waktu dua jam saat pelaku masuk rumah korban, dengan kedatangan si korban. Pelaku masuk rumah sekitar jam 12.00 siang. Sedangkan kedatangan korban jam 14.00 siang.

Waktu dua jam ini apakah tidak cukup bagi para pelaku menggasak barang-barang korban? Mohon digarisbawahi dulu.

Pastinya kejanggalan ini masih dapat dianalisa lebih mendalam melalui kemungkinan-kemungkinan.

Mungkin saja pelaku sulit menemukan sesuatu yang dicari, kebetulan korban tiba-tiba datang.

Dalam kondisi terpergok, pelaku spontan menyerang korban dengan cara mencekik hingga meninggal.

Mungkin dengan meninggalnya korban itu dapat meleluasakan aktivitas pelaku dalam mengobrak-abrik rumah korban.

Kalau itu terjadi, alias terpergok, ya pembunuhan biasa atau tanpa direncana. Pasalnya sudah jelas 338.

Namun kalau si pelaku berada di rumah korban dalam waktu yang lama untuk membunuh, bisa masuk pasal 340, pembunuhan yang direncanakan. Hukumannya pun lebih berat.

Kejanggalan lainnya adalah, si pelaku bisa masuk dalam rumah korban secara mudah.

Padahal, lokasi Plampitan itu bisa dikatakan lokasi padat penduduk.

Bisa jadi pelaku sudah tahu kondisi lingkungan setempat, melalui pengamatan tentunya.

Atau sebut saja para pelaku sudah dikenali di lingkungan setempat, sehingga warga tak terlalu menaruh curiga.

Selanjutnya, usia pelaku sudah 22 tahun alias sudah bisa mikir.

Pelaku juga bisa mengemudikan mobil dan memiliki sepeda motor.

Hal tersebut patut dipertanyakan, siapakah pelaku sebenarnya? Apakah hubungannya dengan korban? Kalau diamati sepintas, mereka bisa digolongkan orang mampu.

Ada lagi. Kenapa setelah membunuh korban, pelaku tak langsung melarikan diri dengan barang-barang curian mereka? Kenapa mereka bisa tahu lokasi mobil korban ada di RS Telogorejo?

Dan yang paling penting, kenapa para pelaku itu kembali lagi ke rumah korban, hanya untuk membawa jenazah lalu membuang ke Banjarnegara? Kalau maling itu tak bisa mikir, setelah mendapat barang curian bisa langsung pergi.

Kondisi korban saat dilakukan autopsi sudah tidak dapat dikenali.

Seluruh anggota tubuhnya telah membengkak.

Selain itu, perhiasan serta rosario masih utuh melekat di tubuh korban. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
UNDIPKasus Pembunuhan SadisTribunWow.comBanjarnegaraIndiaSemarang
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved