Arti Sandi Merica, Lontong dan Nangka dari Kampret Saat Operasi Timor Timur
“Kami belum melihat Kampret, baru dengar suaranya saja,” jawab pasukan di darat.
Editor: Mohamad Yoenus
Sumber gambar: Kolonel (Pur) Soenyoto
OV-10F Bronco yang diterbangkan Kapten Yuni Purworiadi saat membawa Kapten Soenyoto yang bertugas mendokumentasikan operasi udara di Timor Timur.
“OK, Kampret pulang. Tolong laporkan hasilnya,” pinta Yuni kepada pasukan darat.
Tak lama berselang kami pun mendarat di Lanud Baucau.
Saat kanopi pesawat dibuka, pertanyaan pertama para teknisi kepada Soenyoto adalah soal muntah.
“Muntah tidak?” tanya mereka tak sabar. “Oh, tidak. Biasa saja,” jawab Soenyoto dengan sedikit menyombongkan diri.
Namun, ketika para teknisi meminta Soenyoto untuk turun dari pesawat, ternyata Soenyoto tak bisa mengangkat kedua kaki untuk berdiri akibat dengkul terasa lemas sekali.
“Aduh, tunggu sebentar ya. Kaki masih lemas nih tidak bisa diangkat karena tujuh kali pull-up,” ujarnya.(Angkasa Online/Author: Kolonel (Pur) Soenyoto/Remigius S)