Aksi Cor Kaki Petani Kendeng
Ternyata Aksi Cor Kaki Sangat Berbahaya Bagi Kesehatan, Simak Penjelasan Dokter Orthopaedi!
Aksi para petani yang cor kaki tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan, Begini penejelas dokter spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Para petani dari kawasan pegunungan Kendeng melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara sejak Senin (13/3/2017).
Para petani tersebut menuntut agar izin lingkungan baru yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo segera dicabut.
Selama lebih dari satu minggu ini para petani protes lewat aksi cor kaki mereka dengan semen.
Mereka tak akan melepas cor tersebut sebelum izin dari Ganjar tersebut dicabut dan kegiatan penambangan karst PT Semen Indonesia di Rembang berhenti.
Aksi para petani yang cor kaki tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.

Menurut dokter M Adib Khumaidi, SpOT, spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi di RS Sari Asih Karawaci mengungkapkan aksi cor kaki tersebut dapat menyebabkan saraf dan aliran darah tertekan.
"Jika semennya memang benar-benar menekan kaki, itu berpotensi menyebabkan compartment syndrome atau sindrom kompartemen karena saraf dan aliran darah tertekan," kata Adib kepada Kompas.com.
Sindrom tersebut muncul karena tekanan yang berlebihan dan menumpuk di dalam ruang otot tertutup di dalam tubuh.
Sindrom kompartemen ini biasanya disebabkan lantaran adanya pendarahan atau pembengkakan setelah cidera.
Tekanan yang tinggi karena dicor semen menghambat aliran darah ke dan dari jaringan yang terkena.
Untuk mencegah cedera permanen dari sindrom kompartemen dapat dilakukan melalui cara pembedahan.
"Gejala yang harus diawasi dimulai dari rasa kesemutan. Makin lama, kaki akan pucat membiru," jelas Adib yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indonesian Orthopaedic Association.
Baca: Patmi Meninggal Usai Aksi Dipasung Semen, Dokter Beberkan Penyebabnya!
"Ada yang disebut golden period atau masa emas pada sindrom kompartemen, yaitu selama enam jam. Pada waktu tersebut, harus segera ada tindakan medis atau berpotensi kaki harus diamputasi," lanjutnya.
Aksi cor kaki ini juga sudah menelan satu korban jiwa, yakni Patmi (48).