Breaking News:

Aksi Cor Kaki Petani Kendeng

Mengharukan! Anak Patmi Ungkap Keinginan Terakhir Sang Ibu Sebelum Berangkat Aksi Dipasung Semen

Patmi memang diketahui datang ke Jakarta untuk mengikuti aksi tanpa paksaan, ternyata ia melakukan hal itu dengan tujuan yang mengharukan.

Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
Twitter
Sembilan perempuan dari Pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah unjuk rasa dengan menyemen kakinya di Istana Negara, Jakarta. 

TRIBUNWOW.COM - Doa untuk Patmi, perempuan asal desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, yang meninggal usai mengikuti aksi #Dipasungsemen2, terus dilakukan.

Setelah dimakamkan di kampung halamannya Selasa (21/3/2017) ini, malam harinya digelar doa bersama untuknya.

Tak hanya di kampung halamannya, YLBHI Jakarta juga melangsungkan doa bersama bagi Patmi, yang secara sadar rela melakukan aksi di akhir hayatnya.

Patmi kendeng
Patmi kendeng (Path)

Patmi memang diketahui datang ke Jakarta untuk mengikuti aksi tanpa paksaan.

Rupanya Patmi melakukan hal itu dengan tujuan yang sangat mulia.

"Ibu menyampaikan bahwa pamit untuk berjuang membela anak-cucu, membela tanah air sendiri.
Seumpama ada apa-apa itu sudah menjadi kehendak Yang Membuat Hidup, kehendak Gusti Allah," ungkap Sri Utami, anak pertama Patmi, saat dihubungi TribunWow.com, Selasa (21/3/2017).

Keluarga besarnya juga mengungkapkan sudah iklas atas kepergian sosok nenek satu orang cucu ini.

"Saya ya insyaallah bisa menerima. Mau bagaimana lagi, takdirnya segitu. Ya semoga saja, keluarga yang ditinggal ini diberi ketabahan (oleh Allah)," harapnya.

Baca: Tragis! Kisah Perempuan Pejuang Kendeng, Suaranya Belum Didengar, Nyawa Harus Berpulang

Sebelumnya Patmi melakukan aksi #Dipasungsemen2 dengan 41 petani lainnya, sebagai bentuk protes terhadap izin lingkungan baru bagi PT Semen Indonesia yang diteken Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Aksi yang dimulai sejak Senin (13/3/2017), awalnya hanya diikuti 20 petani, empat hari berlangsung, pada Kamis (16/3/2017) jumlahnya bertambah menjadi 41 petani.

Namun hal itu tak kunjung membuat aksi tersebut berhasil, bahkan saat hari Senin (20/3/2017) sore, perwakilan warga diundang Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki untuk berdialog di dalam kantor KSP.

Dari hasil dialog menunjukkan pemerintah belum bisa mengabulkan permintaan para petani.

Akhirnya, pada malam harinya mereka memutuskan untuk meneruskan aksi tetapi dengan mengubah cara.

Kronologi kematian Patmi

Tak mendapatkan kesepakatan, peserta aksi merupab strategi.

Sebagian besar warga akan pulang ke kampung halaman, sementara aksi akan terus dilakukan oleh 9 orang.

Bu Patmi menjadi satu yang akan pulang sehingga cor kakinya dibuka semalam, dan persiapan untuk pulang di pagi hari.

Kurang lebih pukul 02.30 WIB Selasa (21/3/2017) dini hari, setalah mandi, Bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman, lalu mengalami kejang-kejang dan muntah.

Dokter yang senang mendampingi dan bertugas segera membawa Bu Patmi ke RS St Carolus Salemba.

Menjelang sampai di RS, dokter mendapatkan Bu Patmi meninggal dunia.

Pihak RS St Carolus menyatakan bahwa bu Patmi meninggal mendadak pada sekitar Pukul 02.55 WIB dengan dugaan jantung.

Jenasah Bu Patmi pun pagi harinya dipulangkan ke desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya.

Baca: Patmi Meninggal Usai Aksi Dipasung Semen, Dokter Beberkan Penyebabnya!

Keterangan dokter

Selain dugaan serangan jantung, masih banyak yang bertanya apakah kematian Patmi diakibatkan cor semen yang membelenggu kakinya selama beberapa hari?

Satu dokter yang mendampingi selama Aksi, dr Herlina mengungkapkan penyebab Patmi meninggal kemungkinan besar karena serangan jantung.

"Meninggalnya Alm Patmi karena Sudden death dengan penyebab kemungkinan besar serangan jantung jika dilihat dari tanda2 sebelum kematian," jelas dokter yang membawa Patmi ke UGD Rumah Sakit Carolus, Salemba, saat dihubungi TribunWow.com, Selasa (21/3/2017)

Ia bahkan menegaskan bahwa kematian Patmi bukan karena aksi cor kaki.

Hal itu karena kondisi saat, sesudah maupun sebelum dilepas cor kaki dalam keadaan baik-baik saja.

"Selama proses aksi dari hari kamis 16 Maret hingga 20 Maret, dipantau ketat oleh tim medis dan tidak ditemukan tanda-tanda yang membahayakan nyawa serta tidak adanya keluhan sakit dari almarhum," imbuhnya.

Bahkan saat pukul 23.00 WIB pada Senin (20/3/2017) ketika tim dokter isi ceklist daftar keluhan relawan aksi, tidak didapat pusing; mual maupun sesak nafas.

"Makan minum baik. Buang air besar dan air kecil juga lancar," jelasnya. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)

Sumber:
Tags:
Patmi#DipasungSemen2Kendeng
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved