3 dari 4 Pelatih Portugal Out dari Super League 2025, 1 Sosok Jadi Incaran Kuat Persebaya Surabaya

Ringkasan Berita:

• Super League 2025-2026 sebelumnya memiliki empat pelatih asal Portugal, namun kini hanya sisa satu orang.
• Ketiga pelatih yang out ini adalah Mario Lemos (Persijap Jepara, Bernardo Tavares (PSM Makassar), dan Eduardo Almeida (Semen Padang).
• Dari tiga sosok itu, ada satu yang kini menjadi incaran kuat Persebaya Surabaya.
• Sementara itu, saat ini Super League didominasi pelatih dari Brasil dan Belanda.

TRIBUNWOW.COM - Pelatih Super League 2025-2026 memiliki empat juru taktik berasal dari Portugal.

Namun, kini hanya sisa satu pelatih, setelah tiga juru taktik hengkang dari klubnya masing-masing.

Ketiga pelatih yang out ini adalah Mario Lemos (Persijap Jepara, Bernardo Tavares (PSM Makassar), dan Eduardo Almeida (Semen Padang).

Bernardo Tavares

Bernardo Tavares out dari PSM Makassar setelah pertandingan pekan ketujuh, Rabu (1/10/2025).

Ada alasan kuat yang membuat Bernardo Tavares memutuskan hengkang dari PSM Makassar.

Alasannya adalah karena adanya permasalahan finansial yang dialami oleh PSM Makassar.

Alhasil, gaji Bernardo Tavares dan para pemain PSM Makassar telat dibayarkan.

Baca juga: Reaksi di Luar Dugaan Bonek setelah Bernardo Tavares Dikabarkan Done Deal ke Persebaya Surabaya

Setelah bertahan selama 3,5 tahun, Bernardo Tavares akhirnya sudah tidak tahan lagi berada di PSM Makassar.

Melalui unggahan akun Instagram pribadinya, Rabu (1/10/2025), Bernardo Tavares dengan berat hati menyampaikan ucapan perpisahan dengan PSM Makassar.

"Dengan penuh kesedihan, saya mengumumkan keberangkatan saya dari PSM Makassar, klub tertua di Indonesia, dengan sejarah hampir 110 tahun. 

Alasannya adalah kurangnya pembayaran gaji, situasi yang saya hadapi selama 3 setengah tahun saya menjadi pelatih, namun yang kini menjadi tidak berkelanjutan.

Musim lalu, saya bertemu dengan manajemen (Pak Fajrin dan Pak Aksa), yang meyakinkan saya akan stabilitas keuangan dan proyek yang kuat untuk 2025/26. 

Saya menolak tawaran lain untuk melanjutkan, tetapi kesulitan tetap ada. 

Sangat sulit untuk mengontrak pemain karena larangan FIFA dan reputasi buruk klub mengenai pembayaran, tetapi meski begitu, kami berhasil membangun tim yang kompetitif, hari ini sangat dihargai di Transfermarkt," tulis Bernardo Tavares.