Sehingga pengiriman dalam bentuk bahan makanan menjadi tidak memungkinkan.
Dalam situasi seperti ini, zakat fitrah dapat diberikan dalam bentuk uang sebagai solusi yang lebih praktis.
Setelah dana sampai di lokasi tujuan, nantinya bisa disalurkan kepada penerima dalam bentuk uang tunai.
Atau juga bisa digunakan untuk membeli beras dan bahan makanan pokok lainnya yang tersedia di daerah tersebut.
Dengan cara ini, bantuan tetap bisa sampai kepada yang membutuhkan tanpa terhambat oleh masalah transportasi dan distribusi.
Baca juga: Bacaan Niat Zakat Fitrah Diri Sendiri, Istri, Anak, dan Keluarga, serta Besarannya, Ramadhan 2025
"Misalnya mau kirim beras ke pulau terpencil agak susah mengirim kesana karena kapalnya tidak ada atau karena ombaknya pas tinggi."
"Maka dikirimnya pakai uang, nanti disana diberikan bentuk uang bisa, bentuk beras bisa, jadi jalan tengahnya begitu," ujarnya.
Namun Ustaz Nurdin Urbayani menegaskan di antara berbagai pendapat yang ada, pandangan yang paling baik untuk berhati-hati adalah membayarkan zakat fitrah dalam bentuk beras atau makanan pokok.
Hal ini sesuai dengan sunah Rasulullah SAW dan mayoritas pendapat ulama.
"Tapi pendapat yang paling baik yang paling hati-hati adalah dengan beras."
"Oleh karena itu kita bayar zakat fitrah dengan beras," ujarnya.
Dengan membayar zakat fitrah menggunakan beras, kita memastikan bahwa penerima zakat langsung mendapatkan manfaatnya dalam bentuk kebutuhan pokok yang bisa dikonsumsi.
Hal ini juga menghindarkan kemungkinan dana zakat digunakan untuk hal-hal lain di luar kebutuhan pangan.
Sehingga tujuan utama zakat fitrah sebagai sarana berbagi kebahagiaan di Hari Raya tetap terjaga.
(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Muhammadiyah Karanganyar/Najwa Nandhita Divananda)
Baca berita menarik lainnya di Google News