TRIBUNWOW.COM - Film 'Vina: Sebelum 7 Hari' meraup banyak penonton sejak hari pertama ditayangkan.
Hingga Jumat (31/5/2024), film yang mengangkat kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon ini sudah ditonton lebih dari 5 juta kali di seluruh Indonesia.
Dampak yang luar biasa juga terjadi pada terbukanya kembali kasus pembunuhan di tahun 2016 yang belum usai itu.
Baca juga: Fakta Baru, Aep Ternyata Pernah Digerebek karena Bawa 2 Cewek, Warga Dicepuin 2 Terpidana Kasus Vina
Di sisi lain, sang produser K.K. Dheeraj juga menuai banyak royalti dari film yang ia biayai.
Dikutip dari YouTube Kompas TV, dikabarkan royalti film Vina sudah mencapai miliaran rupiah.
"Kabarnya sudah di atas Rp 60 miliar dari hasil 5 jutaan penonton?" tanya Rosi pembawa acara Kompas TV.
"Enggak lah kalau penonton kita lihat sampai di angka berapa, untuk nominal di angka berapa saya belum bisa hitung sekarang," jawab K.K. Dheeraj.
Dheeraj menjawab jika dirinya berniat untuk mengubah kehidupan keluarga Vina sebagai korban dalam kasus ini.
Selain itu, keluarga Vina juga dianggap proaktif dalam pembuatan film hingga menjadi banyak tontonan.
Baca juga: Pengakuan Ketua XTC soal Tewasnya Vina dan Eky, Sebut Bukan karena Perseteruan Antar Geng Motor
"Saya bikin keluarga senang, saya mau bikin ibu dan bapak dari almarhumah senang juga. Saya ingin mereka hidupnya sekarang happy secara finansial, dll." tuturnya.
"One day karena film ini masih tayang, nanti kita undang lagi ke Jakarta."
"Bonus, pasti," tambah Dheeraj.
Namun, ia menyebutkan hanya keluarga Vina yang akan mendapatkan bonus dari film ini.
Sementara Eky, korban lainnya dan Linda yang pertama kali mengungkap kasus kejahatan Vina tak termasuk dalam perhitungan sang produser.
"Kan tidak terlibat apa-apa di film ini. Keluarga Vina kita ziarah sudah 2 kali," tutur Dheeraj.
Diketahui, kembali diungkapnya kasus Vina Cirebon itu lantaran penayangan dari film 'Vina: Sebelum 7 Hari' yang berdasarkan kisah nyata.
Namun, meski memberikan dampak besar hingga sejumlah pihak penting turut menyoroti kasus ini, ada polemik yang ditimbulkan dari film.
Dikutip dari Tribun Jabar, film Vina: Sebelum 7 Hari dianggap tak sesuai dengan fakta di lapangan.
Padahal film itu mengklaim bahwa berdasarkan kisah nyata.
Banyak kejadian hingga latar belakang film yang telah diubah.
Hal tersebut membuat masyarakat terbawa opini sang pembuat film.
Praktisi Hukum Boyke Luthfiana Syahrir mengatakan jika satu di antara 3 DPO yakni Pegi atau Perong menjadi sasaran korban penggiringan opini, Jumat (24/5/2024).
Baca juga: Rangkuman Kasus Vina Cirebon setelah Kembali Viral, Bermula dari Film hingga Tertangkapnya DPO
Dalam film itu, Pegi diceritakan bahwa anak pejabat polisi yang turut jadi pelaku namun masih belum ditangkap.
Sementara hal itu berbeda dari kenyataannya, karena Pegi bukan anak di kepolisian dan menjadi DPO pertama yang berhasil ditangkap.
"Hingga akhir cerita film tersebut, dia (Pegi) tidak ditemukan atau hilang jejak dari kejaran pihak kepolisian," ujar Boyke.
Oleh sebab itu, Boyke meminta agar klaim kisah nyata dalam film itu agar ditarik karena tidak benar-benar sesuai dengan fakta.
"Informasi dari pihak kepolisian bahwa Egi atau Pegi alias Perong ini bukan anak Polisi sebagaimana di film, tapi anak dari seorang asisten rumah tangga," ujar Boyke.
"Maka seharusnya pihak rumah produksi film harus menarik kalimat "kisah nyata" dalam tulisan judul film tersebut," katanya. (tribunWow.com)