Idul Fitri 2024

5 Jemaah yang Biasa Lakukan Lebaran Lebih Dulu dibanding Muhammadiyah dan Pemerintah, Termasuk Aolia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah jemaah tarekat Naqsyabandiyah Al-Kholidiyah melaksanakan halal bi halal usai Shalat Ied, di Rumah Ibadah Suluk Darussalam, Kampung Pasir Jawa, Loji, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Rabu (13/6/2018). Setidaknya ada 5 jemaah yang terbiasa melakukan sholat Idul Fitri atau berlebaran lebih dulu dibanding jemaah Muhammadiyah maupun Nahdatul Ulama.

Lantas, tarekat ini menyebar di banyak tempat di Indonesia.

Di Minangkabau, misalnya, Tarekat Syattariyah juga berkembang sedemikian pesat. Ajarannya yang menitikberatkan pada lelaku budi dianggap cocok dengan masyarakat.

Pada Ramadhan 2024 ini, Jemaah Tarekat Syattariyah belum diketahui melaksanakan Sholat Idul Fitri.

3. Tarekat Naqsabandiyah

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah lebih populer dalam melaksanakan lebaran lebih dulu.

Pada Ramadhan 2024 ini, Tarekat Naqsabandiyah juga lebih dulu mengawali puasa yakni pada 9 Maret 2024 atau lebih awal dari Muhammadiyah.

Pimpinan Jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Surau Baru, Zahar mengatakan, sesuai penghitungan yang mereka lakukan, 1445 H jatuh pada hari Sabtu (9/3/2024).

Dengan begitu, pelaksanaan salat tarawih akan dimulai Jumat (8/3/2024) malamnya.

"Penghitungan melalui perhitungan Kitab Munjid Hisab Qomariyah, Ramadan 1445 H ini jatuh hari Sabtu," kata Zahar, Rabu (6/3/2024) dikutip dari Tribun Padang.

Baca juga: Lebaran Idul Fitri 2024 Tanggal Berapa? Muhammadiyah Sudah Tetapkan, Kemenag Tunggu Sidang Isbat

Tarekat Nasabandiyah (Tribun Jateng)

4. Jemaah An-Nadzir

Dikutip dari BBC, jemaah An-Nadzir berpusat di Gowa, Sulawesi Selatan.

Pada Ramadhan 2024, jemaah An-Nadzir bersamaan dengan umat Muhammadiyah dalam mengawali puasa.

Pada tahun-tahun sebelumnya, An-Nadzir biasa mengawali Ramadan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri lebih dulu dari umat Islam pada umumnya.

Warga sekitar pun tak pernah merasa keberatan dengan kebiasaan jemaah An-Nadzir.

Warga sekitar, Baso Sewang mengaku selama ini dapat hidup berdampingan dengan jemaah An-Nadzir, meski ada perbedaan cara pandang dan keyakinan.

Dia pun tak mempermasalahkan perbedaan waktu ketika menjalani awal puasa Ramadan dan merayakan Hari Raya Idulfitri.

“Kita secara umum tidak ada masalah, karena yang terpenting saling menghargai, itu saja," tegas Baso.

Halaman
123