"Kemudian (tahun) 2011, saya mulai berpikir. Sekolah ini harus punya branding, kalau nggak punya branding ya akan begini terus. Dan hasilnya juga akan sama," ujar Hendro.
Lalu, Hendro mendapatkan ide untuk membuat ekstrakurikuler atau ekskul robotika di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya.
Ide ekskul robot itu didapatnya setelah menghadiri sebuah kontes robot yang diadakan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada tahun 2010.
Menurutnya, brand teknologi robotik dapat mendongkrak prestasi sekolah sehingga banyak siswa yang akan bergabung nantinya.
Meski tak memiliki pengalaman di bidang robotik, Hendro optimistis dapat mewujudkan ekskul robotik dengan menggandeng trainer ahli di bidangnya.
"Akhirnya saya memberanikan diri membuka ekskul dan meminta bantuan pada mahasiswa ITS Fisika saat itu untuk membantu," tutur dia.
Selepas membuka ekskul itu, Hendro pun langsung menargetkan untuk mendapat juara di lomba robotik.
Namun langkah Hendro menemui jalan terjal.
Sejumlah lomba robotik yang diikutinya kurang mendapat hasil baik.
"Di luar sana sudah bagus-bagus ternyata, kompetitornya. Akhirnya si trainer ini mundur," ucap Hendro.
Awal Keberhasilan
Tak patah semangat, Hendro lantas mencari trainer atau pelatih lagi dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) di tahun 2012.
"Saya diskusi bahwa sekolah ini ingin punya brand teknologi, sehingga semua event itu kita ingin juara. Kami akan support dari sisi program, pelatihan, pembinaan, pendanaan. Yang mentraining itu support dari sisi melatih anak-anak."
Kerja keras Hendro akhirnya berbuah manis.
Di ITS Expo tahun 2012, tim Hendro berhasil menyabet juara 1 dalam kompetisi Robot Cleaner atau robot pemungut sampah.