Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell menyatakan penyesalannya menyusul pemboman rumah sakit tersebut.
“Sekali lagi, warga sipil yang tidak bersalah harus menanggung akibatnya. Tanggung jawab atas kejahatan ini harus ditetapkan dengan jelas dan pelakunya harus bertanggung jawab,” tulis Borrell di Twitter.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan serangan terhadap infrastruktur sipil tidak sesuai dengan hukum internasional.
Baca juga: Israel Minta Bantuan Militer Darurat ke AS sebesar Rp 157 Triliun, Langsung Dipenuhi Gedung Putih?
Perancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan “tidak ada yang bisa membenarkan tindakan menargetkan warga sipil”.
“Akses kemanusiaan ke Jalur Gaza harus dibuka tanpa penundaan,” tambahnya dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitternya.
Sekitar 2.800 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Gaza.
1.200 orang lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan, hidup atau mati, kata otoritas kesehatan.
Jumlah itu didapatkan sebelum adanya ledakan di rumah sakit di Jalur Gaza.
Sementara itu, militer Israel membantah jika mereka adalah dalang di balik ledakan di rumah sakit.
Baca juga: Cara Orangtua di Palestina Tenangkan Anaknya yang Ketakutan saat Bom Israel Menyerang Tanpa Henti
Ia menuding ada kegagalan peluncur roket yang menyerang rumah sakit.
Selain itu Israel malah menuding Hamas telah membesar-besarkan jumlah korban yang tewas di rumah sakit itu.
Jumlah korban tewas akibat ledakan di rumah sakit sejauh ini merupakan yang tertinggi dari semua insiden di Gaza selama kekerasan saat ini.
Serangan itu memicu protes di Tepi Barat yang diduduki dan di wilayah yang lebih luas, termasuk di Yordania dan Turki. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)