"PDIP juga memihak kepada kejujuran petani, kejujuran buruh, kejujuran tukang, yang merasa ibu kami digituin oleh orang yang dibesarkan justru oleh ibu kami," lanjutnya.
"Ini psikologi ini akan tumbuh dan kemarahan PDIP bisa berubah kemarahan di jalan-jalan," jelas Rocky.
Jika konflik ini meluas, maka pemicu sekecil apapun bisa mengakibatkan sesuatu berbahaya terjadi.
Baca juga: Prabowo Dianggap sebagai Suksesor Jokowi oleh Projo, sang Menhan: Ini Sebuah Kehormatan bagi Saya
Jokowi pun dianggap tidak akan bisa mengendalikan keadaan.
Sosoknya pun sudah dianggap berubah dari merakyat menjadi oportunis dan nepotisme.
"Kita nggak bisa andalkan psikologi publik ini bisa dikendalikan Jokowi, enggak, Jokowi sudah beralih menjadi seorang oportunis, seorang pragmatis, dan wong cilik mengerti itu," ucap Rocky.
"Tokoh-tokoh kuat di PDIP yang senior-senior paham bahwa satu percikan kecil yang membahayakan bisa terjadi di republik ini," imbuhnya.
"Dan wong cilik itu kalau dia marah, marah beneran, bukan marah yang sifatnya nyari negosiasi," lanjutnya.
"Semua itu akan balik pada tagihan moral, dan Jokowi akan kalah kalau ditagih moral oleh publik Indonesia," papar Rocky.
Dalam deklarasi dukungan Projo itu, Jokowi memang tidak menyatakan sosok yang akan diusungnya di Pilpres 2024, melainkan hanya menyebut kriteria, sosok tegas dan pemberani.
Namun setelah acara itu, Projo yang dipimpin Budi Arie Setiadi, menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan.
(TribunWow.com/ Tiffany Marantika)
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Projo Dukung Prabowo, Rocky Gerung: Megawati Harus Berani Pecat Jokowi dan Gibran, Sekarang!