Kabar Tokoh

Rocky Gerung Sebut Gibran bakal Jadi Bacapres Prabowo atas Perintah Jokowi dan Dibantu Keluarganya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gibran Rakabuming saat ditemui di Balaikota Solo

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung berbicara soal kemungkinan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka jadi bakal calon wakil presiden.

Diketahui, Gibran Rakabuming santer dikabarkan jadi bacawapres Prabowo Subianto.

Mengomentari hal itu, Rocky Gerung mengatakan jika hal itu memang sudah direncanakan oleh Presiden Jokowi.

Baca juga: Rocky Gerung Soroti Dukungan Projo ke Prabowo: Sebaiknya Megawati Pecat Jokowi dan Gibran dari PDIP

Rocky Gerung menyampaikan hal tersebut dalam acara Bedah Buku dan Diskusi Poltik Identitas di Bantarsari, Bogor, Sabtu 14 Oktober 2023.

Dalam forum tersebut, Rocky Gerung mengatakan ada kesepakatan antar keluarga Jokowi.

Yang pertama yakni soal adanya rekanan koalisi yang sudah diatur oleh Jokowi.

"Koalisi itu artinya kesepakatan aklidah politik dari awal sampai akhir enggak boleh berubah, sekarang kita lihat satu koalisi berubah dalam 4 jam, 8 jam, atau 2 jam tergantung bahasa tubuh Jokowi, kan sedang terjadi sekarang," katanya.

Baca juga: Prabowo Sebut Koalisi Indonesia Maju Sangat Kokoh, Cawapres Mengerucut ke 4 Nama, Ini Bocorannya

Selain itu, putra ketiga Jokowi, Kaesang Pangarep juga sudah diproyeksikan untuk membantu Gibran Rakabuming Raka menjadi RI 2.

"Kaesang sebagai Ketua PSI mengajukan yudisial review supaya Gibran bisa jadi calon wakil presiden," ujarnya.

"Bayangkan Kaesang meminta pamannya yang adalah ketua konstitusi untuk meloloskan kakaknya yang adalah calon wakil presiden Prabowo atas perintah bapaknya. Itu yang terjadi," tambah Rocky Gerung.

Diketahui, saat ini Mahkamah Konstitusi tengah menangani dua perkara uji materi terkait syarat minimum usia dalam pencalonan presiden dan wakil presiden.

Perkara pertama adalah perkara nomor 29/PUU-XXI/2023 diajukan oleh kader PSI Dedek Prayudi.

PSI meminta batas usia minimum capres-cawapres 40 tahun dinyatakan inkonstitusional bersyarat sepanjang tidak dimaknai sekurang-kurangnya 35 tahun, seperti ketentuan Pilpres 2004 dan 2009 yang diatur Pasal 6 huruf q UU Nomor 23 Tahun 2003 dan Pasal 5 huruf o UU Nomor 42 Tahun 2008.

Sementara itu, pada perkara kedua bernomor 51/PUU-XXI/2023, penggugat merupakan Sekretaris Jenderal dan Ketua Umum Partai Garuda Yohanna Murtika dan Ahmad Ridha Sabhana.

Baca juga: Jawaban Jokowi saat Ditanya soal Usulan Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Penggugat meminta agar batas usia minimum capres-cawapres tetap 40 tahun atau memiliki pengalaman sebagai penyelenggara negara.

Dalam perkembangannya, gugatan mengenai batas usia capres dan cawapres kemudian dikaitkan dengan upaya untuk memuluskan langkah bagi Gibran untuk maju sebagai cawapres untuk Prabowo Subianto.

Keputusan itu akan dilakukan MK pada Senin 16 Oktober 2023 sebelum pengumuman pendaftaran capres-cawapres.

Ketua MK Anwar Usman pun jadi sorotan karena merupakan kakak ipar Jokowi yang akan memutuskan nasib keponakannya sendiri, Gibran.

Rocky Gerung Soroti Dukungan Projo ke Prabowo

Pengamat Politik, Rocky Gerung buka suara saat Projo (relawan Pro Jokowi) mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hal ini disampaikan Rocky Gerung di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (14/10/2023).

Menurut Rocky Gerung, hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.

Baca juga: Prabowo Makin Kuat, Hasil Mubes Aktivis 98 se-Indonesia Nyatakan Dukung sang Menhan di Pilpres 2024

Dikatakannya, hal ini tak bisa dibantah melihat sikap dan perilaku Presiden Jokowi yang tak memihak pada bacapres PDIP, Ganjar Pranowo.

Terbaru adalah kehadiran Presiden Jokowi saat organisasi pendukungnya yang bernama Projo mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto, Sabtu (14/10/2023).

Agar tak terlalu nyata, Prabowo sendiri tak hadir pada deklarasi di Arena, Senayan, Jakata Pusat.

Selain Jokowi, hadir pula sang putra sulung Gibran Rakabuming Raka, dan para elit Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Melihat itu, pengamat Politik, Rocky Gerung menilai deklarasi Projo mendukung Prabowo Subianto mencetuskan perang antara Jokowi versus Megawati Soekarnoputri.

Pernyataan itu bukan tanpa alasan mengingat sikap Projo di Pilpres 2024 dinilai merepresentasikan sikap Jokowi.

Untuk itu, Rocky Gerung menyarankan Megawati segera memecat Jokowi dan Gibran dari PDIP.

"Itu intinya tuh, saya anggap ini perang terbuka," kata Rocky Gerung seperti dikutip dari Warta Kota, Minggu (15/10/2023).

"Mega menganggap, oke kalau itu yang Anda mau, kami juga rela untuk ngerjain Jokowi, kira-kira gitu kan. Bagi Mega ini to be or not to be," imbuhnya.

"Dan kira-kira batas kesabaran Megawati akan diuji hari-hari ini," lanjut Rocky.

"Tapi saya kira dalam pikiran publik, sebaiknya ini yang terjadi tuh, harusnya Mega langsung pecat Gibran, pecat Jokowi. Kan itu yang ditunggu publik kan," tuturnya lagi.

"Supaya jelas, enggak mungkin ada ceasefire, gencatan senjata," ujarnya.

"Jadi sebaiknya Mega siapkan saja deklarasi untuk memecat Pak Jokowi dan memecat Gibran dari keanggotaan PDIP," kata Rocky.

Baca juga: Kehadiran Gibran di Rakernas Projo Sinyal Kuat Bakal Jadi Bacawapres Prabowo? Zulhas: Tanda-tanda

Diketahui Gibran tengah santer disuarakan menjadi cawapres Prabowo walaupun usianya belum mencukupi secara hukum.

Peluang Gibran untuk maju Pilpres 2024 sebagai cawapres terganjal Undang-Undang No 7 tahun 2017 pasal 169 huruf q, yang mensyaratkan usia capres maupun cawapres harus 40 tahun ke atas.

Undang-Undang tersebut tengah diuji materi di Mahkamah Konstitusi (MK), dan para hakim akan mengumumkan keputusannya pada Senin (16/10/2023).

Namun, uji materi itu dinilai banyak pihak hanya untuk memberi karpet merah terhadap Gibran agar bisa maju Pilpres 2024. Terlebih, Ketua MK, Anwar Usman adalah ipar Jokowi.

Jokowi Dinilai Melawan Megawati

Rocky menilai Jokowi saat ini mempersiapkan seluruh sumber daya yang dimiliki dan kuasainya untuk melawan Megawati.

Rocky juga melihat para kader dan simpatisan PDIP tidak akan tinggal diam melihat "ibunya" dikhianati.

Hal terbesar yang kemungkinan bisa terjadi menurut Rocky, kemarahan PDIP bisa meluap ke jalan.

"Jelas dari alam bawah sadar publik Indonesia Bu Megawati dizalimi oleh Pak Jokowi, dan Megawati tahu itu," ucapnya.

"PDIP itu bukan sekadar partai yang bisa memihak pada kekuasaan," imbuhnya.

"PDIP juga memihak kepada kejujuran petani, kejujuran buruh, kejujuran tukang, yang merasa ibu kami digituin oleh orang yang dibesarkan justru oleh ibu kami," lanjutnya.

"Ini psikologi ini akan tumbuh dan kemarahan PDIP bisa berubah kemarahan di jalan-jalan," jelas Rocky.

Jika konflik ini meluas, maka pemicu sekecil apapun bisa mengakibatkan sesuatu berbahaya terjadi.

Baca juga: Prabowo Dianggap sebagai Suksesor Jokowi oleh Projo, sang Menhan: Ini Sebuah Kehormatan bagi Saya

Jokowi pun dianggap tidak akan bisa mengendalikan keadaan.

Sosoknya pun sudah dianggap berubah dari merakyat menjadi oportunis dan nepotisme.

"Kita nggak bisa andalkan psikologi publik ini bisa dikendalikan Jokowi, enggak, Jokowi sudah beralih menjadi seorang oportunis, seorang pragmatis, dan wong cilik mengerti itu," ucap Rocky.

"Tokoh-tokoh kuat di PDIP yang senior-senior paham bahwa satu percikan kecil yang membahayakan bisa terjadi di republik ini," imbuhnya.

"Dan wong cilik itu kalau dia marah, marah beneran, bukan marah yang sifatnya nyari negosiasi," lanjutnya.

"Semua itu akan balik pada tagihan moral, dan Jokowi akan kalah kalau ditagih moral oleh publik Indonesia," papar Rocky.

Dalam deklarasi dukungan Projo itu, Jokowi memang tidak menyatakan sosok yang akan diusungnya di Pilpres 2024, melainkan hanya menyebut kriteria, sosok tegas dan pemberani.

Namun setelah acara itu, Projo yang dipimpin Budi Arie Setiadi, menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan.

(TribunWow.com/ Tiffany Marantika)

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Projo Dukung Prabowo, Rocky Gerung: Megawati Harus Berani Pecat Jokowi dan Gibran, Sekarang!