"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," ujar dia
Beberapa hari setelah rapat, beredar sebuah video yang memperlihatkan Dudung marah dan menginstruksikan agar prajuritnya mengecam Effendi.
Dalam video berdurasi 2,45 menit itu, Dudung meminta agar jajarannya tidak diam begitu saja dan merespon pernyataan Effendi.
"Jangan kita diam saja. Dia ini siapa? Enggak berpengaruh, enggak berpengaruh! Harga diri, kehormatan kita kok diinjak-injak sama dia," ucap Dudung dalam rekaman yang dilihat Kompas.com Rabu (14/9/2022).
Dudung juga meminta agar para perwira TNI turut merespons pernyataan Effendi.
Sebab, ia mengaku, telah mendapat informasi bahwa para prajuritnya di bawah, seperti di grup tamtama dan bintara pun sudah gerah dengan pernyataan Effendi.
"Kok kita kelompok perwira santai-santai gitu lho? Apa takut jabatannya dilepas atau gimana?" ucap Dudung.
Baca juga: Peluang Erick Thohir Berpasangan dengan Prabowo atau Ganjar, PAN Terus Dekati Kedua Bacapres
2. Prabowo cocok nakhodai RI
Dalam PSBI di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu, Effendi selaku Ketua Umum PSBI turut mengundang Prabowo.
"Kami mengundang beliau kan sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Ini kan bukan forum calon presiden, komunitas warga simbolon ini kan unsur dukungan untuk pertahanan negara," kata Effendi kepada awak media, Jumat (7/7/2023).
Secara pribadi, Effendi ingin mendengarkan gagasan Prabowo jika Ketua Partai Umum Gerindra itu menjadi "nakhoda".
"Kami ingin dengar sejujurnya dalam benak dia itu, seperti apa sih kalau dia kemudian menjadi nakhoda," ujar Effendi.
Kendati demikian, Effendi tidak menjelaskan maksud dari kata "nakhoda" itu.
Pernyataan ini seolah memperlihatkan perbedaan sikap pribadinya dengan PDI-P.
Sebab, PDI-P sebelumnya telah mengusung Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden (bacapres).