"Ada dua partai."
Al Chaidar memastikan ada dua partai yang menjadi 'langganan' suara pengikut Panji Gumilang.
Demi mendapat suara pengikut Panji Gumilang, kata Al Chaidar, dua parpol tersebut rela menggelontorkan puluhan miliar uang.
"Bahkan mereka semacam agensi politik yang dilakukan Panji Gumilang untuk mendapatkan dana tambahan," ujar dia.
"Karena jumlah umatnya kan banyak sekali, lebih besar dari anggota partai politik itu sendiri."
Namun, Al Chaidar enggan menyebut nama dua partai yang berkaitan erat dengan Panji Gumilang.
"Daripada mereka mengeluarkan dana kampanye 80 sampai 100 miliar, akhirnya mereka memberikan pada Al Zaytun," tukasnya.
Baca juga: Eks Kabareskrim Beberkan Pengalaman Tangani Kasus Al Zaytun pada 2002, Tak Bisa Dipidana meski Salah
Baca juga: Dibidik Sejak 2002, MUI Ungkit Sejumlah Alasan Kasus Ponpes Al Zaytun Baru Dapat Perhatian Publik
Kemarahan Moeldoko Dikaitkan dengan Panji Gumilang
nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, terus dikaitkan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
Moeldoko dituduh sebagai bekingan Ponpes Al Zaytun yang hingga kini dipimpin oleh Panji Gumilang.
Saat Ponpes Al Zaytun menuai kontroversi, Moeldoko disebut-sebut punya pengaruh kuat di balik Panji Gumilang yang kebal hukum.
Dilansir TribunWow.com, Moeldoko akhirnya buka suara terkait berita miring tersebut.
Moeldoko bahkan meluapkan kekesalannya terus dikaitkan dengan Panji Gumilang cs.
"Jangan Mantan Panglima (TNI) dibilangnya beking, emang gue preman apa, nggak bener nih," ujar Moeldoko, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (3/7/2023).
"Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah."