TRIBUNWOW.COM - Bobrok Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, kembali dibongkar mantan pengikutnya.
Eks wali santri Ponpes Al Zaytun, Leny Siregar membenarkan sejumlah ajaran nyeleneh yang disebarkan Panji Gumilang.
Leny Siregar bahkan tak segan menantang pihak Panji Gumilang untuk menyanggah ucapannya.
Dilansir TribunWow.com, Leny Siregar juga sempat bergabung di Negara Islam Indonesia (NII) sejak awal 2000.
Baca juga: Bela Ayahnya, Anak Panji Gumilang Jawab Asal Usul Ponpes Al Zaytun hingga Isu Penistaan Agama
Baca juga: Kekeh Penjarakan Panji Gumilang, Habib Bahar bin Smith akan Datangi Al Zaytun dan Lakukan Hal Ini
Selama 21 tahun, Leny Siregar menjadi pengikut setia Panji Gumilang.
Setelah bertaubat dan hengkang, Leny Siregar secara terang-terangan membongkar ajaran nyeleneh Panji Gumilang.
Termasuk soal Panji Gumilang yang tak mewajibkan pengikutnya untuk salat.
Hal itu dibongkar Leny Siregar dalam acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Selasa (4/7/2023).
"Saya membenarkan kalau dibilang nyeleneh, kenapa?," papar Leny.
"Saya bukan sebagai eks wali santri saja, saya sebagai orang dalam, eks NII KW 9."
Sebagai pengikut Panji Gumilang selama 21 tahun, Leny mengaku tahu banyak soal bobrok ajaran di Ponpes Al Zaytun.
Baca juga: MUI Vs Panji Gumilang, Pentolan Al Zaytun Diminta Taubat jika Ingin Damai: Musuh Manusia Itu Setan
Baca juga: Kekeh Penjarakan Panji Gumilang, Habib Bahar bin Smith akan Datangi Al Zaytun dan Lakukan Hal Ini
Ia membenarkan jika hingga saat ini, Panji Gumilang dianggap sebagai 'imam' oleh jutaan pengikut.
"Saya sebagai saksinya, saya sebagai korbannya," papar Leny.
"Jadi 21 tahun, dan ini tidak boleh disangkal."
"Panji tidak pernah mengaku imam kepada saya, tapi melalui tahapan ulil amri mengetahui bahwa dialah yang mengaku imam NII," imbuhnya.
Tak hanya itu, Leny turut menyinggung bantahan Panji Gumilang terkait keterlibatan NII.
Ia memastikan Panji Gumilang ada petinggi NII yang hingga kini masih eksis.
"Mau bagaimana lagi disanggahnya?," ucap Leny.
"Sekarang kalau Panji mengatakan tahun 62 sudah berakhir, ya mungkin sekarang berdalih begitu karena di media berbicaranya."
"Kalau dikatakan sudah selesai, umatnya masih menganggapnya sebagai imam?," sambungnya.
Baca juga: Teka-teki Nasib Al Zaytun, Mahfud MD Singgung soal Status Tersangka: Biangnya Kan Panji Gumilang
Di mata para pengikut, kata Leny, Panji Gumilang adalah seorang panutan.
Karena itu, apa pun yang dikatakan Panji Gumilang akan selalu ditaati pengikutnya.
"Terus kenapa semua harus tunduk, patuh sama dia? Hal yang remeh temeh itu diurus?"
"Dari dulu saya mengalami ini orang emmang ngeyel," tukasnya.
Sejadah Wajib Pengikut Al Zaytun
Ponpes Al Zaytun dianggap telah melanggar syariat agama Islam, mulai dari cara ibadah hingga cara menggalang dana.
Dilansir TribunWow.com, salah satu ajaran Al Zaytun yang viral adalah salatnya.
Di mana Ponpes Al Zaytun melakukan salat dengan berjarak dan duduk di atas kursi.
Bahkan shaf antara jemaah laki-laki dan perempuan juga digabung.
Adapun setelah ibadah salat tersebut viral di media sosial, sajadah yang digunakan jemaah Al Zaytun turut menjadi perhatian publik.
Diketahui sajadah jemaah Al Zaytun berwarna biru tua dan bermotif masjid.
Rupanya harga sajadah tersebut cukup fantastis.
Satu sajadah tersebut dijual dengan harga Rp 1,5 juta.
Baca juga: Bela Ayahnya, Anak Panji Gumilang Jawab Asal Usul Ponpes Al Zaytun hingga Isu Penistaan Agama
Informasi tersebut disampaikan oleh Dosen Fakultas Syari'ah & Hukum UIN Hidayatullah Jakarta, Ahmad Sudirman Abbas.
"Saya membelinya dengan harga Rp 1,5 juta," ujar Ahmad dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Selasa, 5 Juli 2023.
Ahmad mengaku tertarik membeli sajadah tersebut karena lebar dan membuat salat jadi nyaman.
"Sajadahnya pun agak lebar, saya kemudian tertarik saya juga membeli sajadahnya, kenapa? Karena nyaman, karena batasan sajadah untuk kita nyaman dalam salat, salat itu untuk ketenangan," terang Ahmad.
Ahmad tak mempermasalahkan membeli sajadah tersebut dengan nominal yang cukup fantastis.
Pasalnya, uang hasil penjualan sajadah itu disalurkan untuk infak.
"Betul, saya menerimanya dan saya membelinya karena saya tertarik," kata Ahmad.
"Kalau menurut saya, saya ingin berinfak dong wajar kalau Rp 1,5 juta," imbuhnya.
Baca juga: Ponpes Al Zaytun Terancam Dibekukan Kementerian Agama, Ridwan Kamil Dukung Sepenuhnya dengan Syarat
Tak hanya satu, Ahmad memiliki tiga sajadah yang dibelinya dari Al Zaytun.
Sebab, Ahmad sempat mengajar di Ponpes Al Zaytun.
"Bahkan saya membelinya dua, ada tiga bahkan," tutur Ahmad.
"Karena saya ngajar di sana, kemudian saya salat di sana," sambungnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun