Selepas itu, PO dan GE kembali ke Sukabumi.
Pada Senin (20/3/2023), korban kembali datang ke Banjarnegara tanpa ditemani anaknya.
Sesampainya di rumah Mbah Slamet, korban sempat mengirim pesan kepada sang anak untuk berjaga-jaga.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," isi pesan PO kepada anaknya.
Namun, ponsel korban tiba-tiba tak bisa dihubungi pada Jumat (24/3/2023).
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan Mbah Slamet selama ini memiliki tangan kanan berinisial BS.
"Modus operandinya tersangka ini memiliki tangan kanan bernama BS," ungkap Hendri, dikutip dari TribunJateng, Selasa (4/4/2023).
"BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar."
"Akhirnya BS mempertemukan antara korban PO dan Mbah Slamet," imbuhnya.
Baca juga: Senegal Sewa Dukun Sakti untuk Obati Sadio Mane demi Piala Dunia 2022, Sekjen FIFA: Butuh Keajaiban
Namun di tengah perjalanan, Mbah Slamet merasa kesal karena terus ditagih hasil penggandaan uang.
Selain karena kesal, Mbah Slamet juga takut dilaporkan korban ke polisi.
Ia akhirnya nekat meracuni korban dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Desa Wanayasa.
"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp5 miliar," kata Mbah Slamet.
"Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp40 juta sampai yang Rp50 juta." (TribunWow.com)