Di rumah itu, PO mengutarakan niatnya untuk menggandakan uang.
Selepas itu, PO dan GE kembali ke Sukabumi.
Pada Senin (20/3/2023), korban kembali datang ke Banjarnegara tanpa ditemani anaknya.
Sesampainya di rumah Mbah Slamet, korban sempat mengirim pesan kepada sang anak untuk berjaga-jaga.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," isi pesan PO kepada anaknya.
Baca juga: Kronologi Viral Kecelakaan Maut Mobil Bupati Kuningan, Pasutri Tewas Tertabrak, 1 Warga Luka Berat
Namun, ponsel korban tiba-tiba tak bisa dihubungi pada Jumat (24/3/2023).
Di hadapan polisi, Mbah Slamet mengaku membunuh korban karena terus ditagih hasil penggandaan uang sejak 2022 lalu.
Tak hanya itu, ia juga tega menghabisi para korban karena takut dilaporkan ke polisi.
Mbah Slamet akhirnya meracuni korban menggunakan potas.
Pria 45 tahun itu dikabarkan sudah membuka praktik penggandaan uang tipu-tipu sejak lima tahun terakhir.
Kendati sudah lima tahun berjalan, istri Mbah Slamet mengaku tak mengetahui perbuatan sang suami.
Sanem menyebut sudah satu tahun ditelantarkan Mbah Slamet.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," ungkap Sanem, dikutip dari TribunJateng, Selasa (4/4/2023).
Sanem mengakui rumah dua lantai milik Mbah Slamet kerap didatangi tamu.
Namun, Sanem kala itu tak berani ikut campur.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," tutur Sanem. (TribunWow.com)