TRIBUNWOW.COM - Fakta baru kasus viral dukun pencabut nyawa di Banjarnegara, Jawa Tengah, kembali terungkap.
TH alias Mbah Slamet ternyata mengajak korbannya ritual sebelum menghabisi nyawanya di lahan pertanian Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Dilansir TribunWow.com, Mbah Slamet mengaku melakukan perbuatan keji itu karena terlilit utang.
"Uangnya untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari," ungkap Mbah Slamet, dikutip dari TribunJateng, Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Terungkapnya Pembunuhan Berantai Berkedok Dukun Pengganda Uang, Pesan Korban ke Anak Jadi Petunjuk
Ritual dimulai sekira pukul 19.30 WIB.
Namun, Mbah Slamet mengajak para korban berangkat dari rumahnya sekira pukul 16.00 WIB.
Meski menyandang predikat dukun, Mbah Slamet mengaku takut jika berangkat ritual terlalu malam.
"Kalau kemalaman takut," ungkap Mbah Slamet.
"Jadi berangkatnya agak sorean."
"Prosesi ritual sekira satu jam."
"Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," sambungnya.
Baca juga: Viral Dukun Pengganda Uang Kubur Beberapa Mayat Korbannya Dalam 1 Lubang, Korban Ditipu Lalu Diracun
Mbah Slamet membawa korban ke lokasi ritual menggunakan sepeda motor miliknya.
Alasannya, agar tak ada jejak korban yang tertinggal.
"Kalau korban bawa kendaraan tidak berani, nanti bisa ketahuan," ungkap Mbah Slamet.
Setelah ritual, Mbah Slamet memberi korban minuman yang telah dicampuri obat potasium dan obat penenang.
Korban yang meminum cairan racun itu pun tak berkutik.
Bahkan korban juga tak berteriak kesakitan.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," ucap Mbah Slamet.
Setelah memastikan korban tak bernyawa, Mbah Slamet langsung menguburkannya di kebun miliknya.
Baca juga: Merinding 11 Korban Pembunuhan Berantai Tohari Dukun Banjarnegara Ditemukan, Kades: Luar Biasa Miris
Dalam melancarkan aksi kejinya, Mbah Slamet dibantu tangan kanan berinisial BS.
BS bertugas mempromosikan bisnis penggandaan uang yang ditekuni Mbah Slamet.
Menurut Mbah Slamet, BS tak mengetahui aksi pembunuhan yang dilakukannya.
"BS dikasih Rp 5 juta, kadang Rp 10 juta," kata Mbah Slamet.
Setelah kekejiannya terungkap, Mbah Slamet mengaku menyesal dan ingin bertaubat.
Pesan Terakhir Korban
Kasus ini terbongkar saat anak seorang korban melapor ke polisi dan mengaku kehilangan ayahnya.
Korban berinisial PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat.
Sedangkan anaknya berinisial GE.
Berdasarkan pengakuan GE, PO sempat mengajaknya bertemu Mbah Slamet di Wonosobo pada Juli 2022 lalu.
Sesampainya di Wonosobo, mereka mengajak korban ke rumahnya.
Baca juga: Viral Video Pria Diisukan Polisi Todong Senjata ke Pebalap Liar, Polres Madiun Ungkap Fakta Berikut
Di rumah itu, PO mengutarakan niatnya untuk menggandakan uang.
Selepas itu, PO dan GE kembali ke Sukabumi.
Pada Senin (20/3/2023), korban kembali datang ke Banjarnegara tanpa ditemani anaknya.
Sesampainya di rumah Mbah Slamet, korban sempat mengirim pesan kepada sang anak untuk berjaga-jaga.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," isi pesan PO kepada anaknya.
Baca juga: Kronologi Viral Kecelakaan Maut Mobil Bupati Kuningan, Pasutri Tewas Tertabrak, 1 Warga Luka Berat
Namun, ponsel korban tiba-tiba tak bisa dihubungi pada Jumat (24/3/2023).
Di hadapan polisi, Mbah Slamet mengaku membunuh korban karena terus ditagih hasil penggandaan uang sejak 2022 lalu.
Tak hanya itu, ia juga tega menghabisi para korban karena takut dilaporkan ke polisi.
Mbah Slamet akhirnya meracuni korban menggunakan potas.
Pria 45 tahun itu dikabarkan sudah membuka praktik penggandaan uang tipu-tipu sejak lima tahun terakhir.
Kendati sudah lima tahun berjalan, istri Mbah Slamet mengaku tak mengetahui perbuatan sang suami.
Sanem menyebut sudah satu tahun ditelantarkan Mbah Slamet.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," ungkap Sanem, dikutip dari TribunJateng, Selasa (4/4/2023).
Sanem mengakui rumah dua lantai milik Mbah Slamet kerap didatangi tamu.
Namun, Sanem kala itu tak berani ikut campur.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," tutur Sanem. (TribunWow.com)