TRIBUNWOW.COM - Mulai dari adegan menjemput AGH hingga menganiaya D, semua telah diperagakan oleh Mario Dandy Satriyo ketika melakukan rekonstruksi di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/3/2023).
Namun dalam rekonstruksi tersebut, terdapat sebuah adegan yang tak dilakukan reka ulang oleh pihak kepolisian.
Dikutip TribunWow dari tvone, Mario Dandy mengaku sempat menawarkan untuk membantu membawa korban ke rumah sakit namun adegan itu tidak ditampilkan dalam rekonstruksi.
Baca juga: Tegaskan Tak Terlibat Kasus Mario Dandy, Ini Tampang APA yang Pernah Jadi Mantan Pacar Tersangka
Kuasa hukum Dandy, Dolfie Rompas menyebut rekonstruksi secara keseluruhan berjalan lancar.
Dolfie menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya terkait kegiatan rekonstruksi.
Pertama adalah ucapan 'free kick' yang menurut Dandy diucapkan oleh tersangka Shane Lukas.
Namun Shane sendiri membantah telah mengucapkan kata-kata tersebut ketika Dandy menganiaya korban.
Kemudian poin kedua yang disoroti oleh Dolfie adalah tindakan Dandy ketika ingin membantu korban tidak ditampilkan.
"Klien kami pernah menyampaikan bahwa klien kami pada waktu di TKP sempat menawarkan untuk membawa korban ke rumah sakit," jelas Dolfie, Minggu (12/3/2023) malam.
Sebelumnya diberitakan, sorakan dari awak media kerap terdengar ketika Dandy menjalani proses rekonstruksi.
Dandy yang sebelumnya tegap berdiri ketika tampil di depan publik, kini terus-terusan menunduk bahkan sempat menagis.
Dikutip TribunWow dari Kompastv, beberapa kali Dandy tampak memejamkan matanya begitu keras saat diminta untuk melakukan rekonstruksi, khususnya saat memeragakan adegan penganiayaan.
Baca juga: Sambil Saksikan Korban Lakukan Sikap Taubat, AGH Sempatkan Diri Merokok Posisi di Depan D
Dalam rekonstruksi yang berlangsung, diperlihatkan bagaimana Dandy begitu sadis menganiaya korban.
Dandy tampak terus menunduk sepanjang berjalannya rekonstruksi.
Kemudian diperagakan juga bagaimana Dandy mengambil ancang-ancang cukup jauh sebelum menendang korban D yang disusul aksi selebrasi ala pemain bola Cristiano Ronaldo alias CR7.
Saat melakukan rekonstruksi aksi selebrasi, Dandy tampak lesu dan lemas.
Menurut keterangan dari penyidik polisi, tendangan terakhir oleh Dandy dilakukan seakan-akan sedang mengambil tendangan free kick alias tendangan bebas.
"Dilanjutkan nanti dengan MDS melakukan selebrasi ala Cristiano Ronaldo," kata polisi yang memimpin rekonstruksi.
Berdasarkan penjelasan penyidik, Dandy sempat mematung seusai aksi selebrasi supaya bisa direkam oleh tersangka Shane Lukas.
Dari rekonstruksi tersebut terlihat posisi Dandy berada di belakang korban D yang sudah terkapar tak berdaya di aspal.
Baca juga: Suasana Rekonstruksi Kasus Mario Dandy, Rubicon Dibawa ke TKP hingga Penampakan Tersangka
Sindiran Ayah Korban untuk Dandy
Sikap Mario Dandy Satriyo berubah 180 derajat saat hadir dalam proses rekonstruksi yang digelar di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/3/2023).
Mario Dandy yang mengenakan kemeja tahanan berwarna orens tampak hadir digiring oleh dua anggota polisi sambil menunduk.
Dikutip TribunWow dari Twitter @seeksixsuck, momen ini tak lepas dari perhatian Jonathan Latumahina selaku ayah dari D yang menjadi korban penganiayaan Mario Dandy.
Baca juga: Suasana Rekonstruksi Kasus Mario Dandy, Rubicon Dibawa ke TKP hingga Penampakan Tersangka
Pada video pendek yang diunggah oleh Jonathan tampak tangan Mario juga dalam kondisi terikat.
"Udah bisa nunduk ya, coba dongak lagi kepalanya pen liat," tulis Jonathan.
Mario dalam video yang viral saat melakukan penganiayaan terhadap D sempat berkata bahwa dirinya tak takut dilaporkan ke polisi.
Ucapan dari anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ini terbukti benar adanya, karena Dandy masih bisa berdiri tegap membusungkan dada seusai ditangkap oleh polisi.
Dikutip TribunWow dari Kompastv, analisis ini disampaikan oleh pakar mikro ekspresi Monica Kumalasari.
Monica membandingkan sikap tubuh Dandy dengan tersangka Shane Lukas yang terus menunduk ketika dihadirkan dalam konferensi pers oleh pihak kepolisian.
"Ekspresi yang bersifat genuine adalah ekspresi yang ditampilkan otot-otot wajah kita. Kita memiliki 43 muscles di wajah yang itu bertanggung jawab atas apa yang dirasakan seseorang,” kata Monica dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu (25/2/2023).
"Yang kita lihat di sini adalah mulai dari gestur yang bersangkutan, itu menunjukkan high power pulse. Kemudian juga dari ekspresinya tidak menunjukkan ketakutan atau kesedihan karena telah menyebabkan suatu kerugian bagi banyak orang,” lanjutnya.
Monica melihat tak ada rasa empati dari diri Dandy ketika yang bersangkutan dihadirkan di muka publik.
"Ini menunjukkan yang bersangkutan ini masih berani menghadapi publik, dan bila rekamannya (yang beredar) benar bahwa yang bersangkutan mengatakan tidak takut dilaporkan ke polisi, konsisten dengan apa yang ditunjukkan saat ini,” kata Monica.
Baca juga: Minta AGH Hapus Bukti, Mario Dandy Disebut Ingin Lolos Seorang Diri, tapi Korbankan sang Pacar?
Pada video penganiayaan yang beredar Mario sempat melakukan aksi diduga selebrasi layaknya seorang pemain bola terkenal.
Gestur selebrasi tersebut dilakukan seusai pelaku beberapa kali menghajar korban yang tergeletak di aspal dalam posisi tengkurap.
Terdengar juga suara 'Siuu' dalam video tersebut.
Seperti yang diketaui ucapan 'Siuu' sudah menjadi ciri khas unik selebrasi milik seorang pemain bola kondang asal Portugal.
Dikutip TribunWow dari TribunJakarta, Mario Dandy diketahui juga memberikan jawaban-jawaban singkat saat diperiksa oleh pihak kepolisian.
Informasi ini disampaikan oleh Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi yang sempat menanyai Dandy.
"Pas kemarin aku tanya 'kamu nyesel?' 'Ya nyesel lah bu'," kata Nurma saat dihubungi wartawan, Sabtu (25/2/2023).
Meski memberikan jawaban singkat, Nurma melihat Dandy sudah menunjukkan penyesalan.
"Iya nyesal. 'Kenapa bisa begitu sih?', saya gituin. Dia bilang 'ya gitu lah', gitu doang. Raut mukanya juga keliatan kalau nyesal," ungkap Nurma. (TribunWow.com/Anung)