TRIBUNWOW.COM - Sosok wanita berinisial APA berkali-kali dibahas oleh para kuasa hukum tersangka kasus penganiayaan D yang disebut-sebut menjadi orang yang pertama kali membisiki Mario Dandy Satriyo.
Kuasa hukum APA, Sumantap Simorangkir tegas menyatakan bahwa kliennya tidak memiliki hubungan atau kaitan apapun terkait kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy.
Dikutip TribunWow dari Metrotv, pernyataan kuasa hukum APA ini selaras dengan kuasa hukum korban yang menduga sosok APA terus dibahas untuk mengalihkan narasi ke hal yang tidak penting.
Baca juga: Fakta Viral Sepatu Mahal Mario Dandy yang Jadi Sorotan saat Rekonstruksi, Ternyata Milik Penyidik
Saat memberikan konferensi pers di depan awak media pada Sabtu (11/3/2023), APA turut hadir bersama kuasa hukumnya.
Tampak APA mengenakan masker dan topi berwarna hitam.
Mengenakan kemeja putih, APA hanya diam saat kuasa hukumnya menjelaskan soal kasus Mario Dandy.
"Perkara ini adalah perkara pidana pada waktu kejadian, tertangkap basah, apakah ada unsur direncanakan atau tidak ya silakan," tegas Sumantap.
"Tetapi kaitan APA sama sekali tidak ada dalam perkara ini."
Sumantap sendiri mengonfirmasi bahwa tersangka Dandy dan kliennya memang saling kenal alias bukan lah orang asing.
"Hanya pernah jadi teman atau bekas pacar," ujar Sumantap.
Dikutip TribunWow dari Twitter @MellisA_An, kuasa hukum D, Mellisa Anggraini justru mempertanyakan sikap para kuasa hukum pelaku yang terus mengungkit-ungkit sosok APA.
Dalam cuitan Rabu (8/3/2023), Mellisa membahas sebuah video ketika kuasa hukum AGH dan Mario Dandy berbicara di sebuah media tentang sosok APA.
"Para kuasa hukum masih terus saja menggiring narasi seolah-olah penting sekali siapa pembisik awal tersangka MDS yang mengakibatkan tersangka MDS melakukan perbuatan penganiayaan terhadap Anak Korban D," tulis Mellisa.
"Seolah-olah jika bukan anak berkonflik hukum AG ini pembisik awal maka ia bisa lepas dari jerat hukum. Padahal anak berkonflik hukum AG inilah yang nyata2 menfasilitasi pertemuan dgn anak korban D termasuk yang melakukan pembiaran tanpa pencegahan di TKP."
Mellisa menjelaskan, dirinya juga mendapat informasi bahwa saat di TKP para pelaku sempat berbohong kepada security setempat yang mendatangi TKP sebelum korban D babak belur.