Hal itu terlihat kala Persija Jakarta dilibas Borneo FC dengan skor 3-1.
Dua gol Borneo FC di menit akhir babak kedua yang dicatatkan Stefano Lilipaly dan Matheus Pato merupakan bentuk ketidaksigapan transisi Persija Jakarta dalam menyerang ke bertahan.
Hal itu juga diakui oleh pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan.
"Harusnya kita tidak bermain seperti ini, karena di babak pertama kita terlalu banyak melakukan lari," ujar Thomas Doll dikutip TribunWow.com dari BolaSport.com.
"Jadi, energi kami banyak hilang sejak babak pertama."
"Dan di babak kedua, seharusnya kita bisa mengejar ketertinggalan, saya merasa lawan sudah mengalami kelelahan dan masih bisa untuk merubah hasil pertandingan."
"Cuma kesalahan terjadi pada tim kami, jadi dapat serangan balik dan jadi Borneo bisa cetak gol lagi," tegas Thomas Doll.
2. Lini Tengah Mudah Ditembus
Sejatinya, skema 3-4-3 menitikberatkan pada keseimbangan ketika bertahan dan menyerang dengan menumpuk 4 gelandang di sektor tengah.
Namun, dalam dua laga terkini, lini tengah Persib Bandung dan Persija Jakarta kerap tak sigap.
Terutama ketika lawan yang banyak menunggu mendapatkan momentum untuk melakukan counter attack cepat.
Lini tengah Persib Bandung dan Persija Jakarta sama-sama tak mampu antisipasi pergerakan maupun true pass yang mampu membelah sektor tengah.
Alhasil, tiga bek sejajar tak mampu berbuat banyak dalam menghalau serangan tersebut.
Hal itu dapat dilihat dari mudahnya Persib Bandung dan Persija Jakarta kebobolan.
Bahkan, dua laga terkini, Persib Bandung telah kebobolan 4 gol.
Sementara Persija Jakarta di dua laga terkini kebobolan 3 gol.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)