Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Ancam Turki dan Uni Emirat Arab Tak Boleh Berbisnis di Amerika jika Tetap Berteman dengan Rusia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan bilateral Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan jelang KTT G20 di Bali, Senin (14/11/2022). Terbaru, AS berencana memperingatkan Turki yang masih belum memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia.

TRIBUNWOW.COM - Pada minggu depan, pemerintah hingga pebisnis di Turki dan Uni Emirat Arab (UEA) diketahui akan mendapatkan peringatan dari pemerintah Amerika Serikat (AS).

Pejabat Kementerian Keuangan AS dijadwalkan berkunjung ke Turki dan UEA untuk memperingatkan kedua negara tersebut yang sampai saat ini masih menjalin hubungan dagang dengan Rusia.

Dikutip TribunWow dari rt, AS mengancam akan melarang kedua negara tersebut berdagang di Amerika jika keduanya tidak segera memberikan sanksi terhadap Rusia.

Baca juga: Ini Alasan Bantuan Tank AS dkk ke Ukraina Belum Tentu Bisa Kalahkan Rusia di Medan Perang

Sebelumnya, sejumlah pejabat AS telah mengutarakan kekhawatiran mereka Turki dapat memfasilitasi negara-negara lain untuk berdagang dengan Rusia tanpa perlu mencabut sanksi.

Meski tidak memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia, baik Turki maupun UEA telah mengecam serangan Rusia ke Ukraina.

Sejak melakukan operasi militer spesial di Ukraina, Rusia telah menerima banyak sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota NATO.

Kendati demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa negara yang ia pimpin tersebut justru masih dalam kondisi kuat dan stabil dibandingkan mayoritas negara-negara anggota G20.

Dikutip TribunWow dari rt, hal ini disampaikan oleh Putin seusai melakukan pertemuan dengan Dewan Negara Rusia, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Tanggapan Rusia soal Pertemuan Biden dan Zelensky, Tidak Lihat Ada Niat Ingin Berdamai

Putin menyampaikan bagaimana perekonomian Rusia yang diprediksi oleh banyak pihak akan runtuh, justru masih stabil.

"Terlebih, Rusia menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan negara-negara G20," kata Putin.

Putin turut menjelaskan bagaimana perekonomian Rusia cenderung stabil.

"Pasar tenaga kerja stabil, keuangan negara stabil, tidak ada kekhawatiran di sana. Semua ini bukan hasil yang jatuh dari langit. Ini semua hasil kerja pemerintah, tim regional, pebisnis, dan semangat masyarakat secara keseluruhan," kata Putin.

Putin memuji semangat warganya yang memiliki semangat untuk bersatu dan bekerja bersama mencapai tujuan.

Sebelumnya diberitakan, tepuk tangan penonton bersahutan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato dalam acara Forum Ekonomi Internasional di St Petersburg pada Jumat (17/6/2022).

Satu dari beberapa topik yang dibahas oleh Vladimir Putin adalah serangan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Halaman
123