Konflik Rusia Vs Ukraina

Diduga Ulah Hacker, Zelensky Tampil Selama 1 Menit di Stasiun TV Rusia beri Pidato

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat memberikan pidato sambutan tahun baru 2023, 31 Desember 2022. Ilustrasi pidato Zelensky.

Di sisi lain, dalam portal grupnya, peretas NemeZida turut menerbitkan informasi tentang lebih dari 11 ribu pendukung formasi nasionalis Ukraina.

Hacker Rusia Bongkar Perseteruan Zelensky dengan Militer Ukraina

Sebelumnya, Hacker RaHDIt menemukan adanya perselisihan antara kantor Presiden Ukraina Zelensky dan Angkatan Bersenjata negaranya.

Ketidaksepakatan muncul antara kantor Presiden dengan komando militer itu bahkan sampai merujuk ke perilaku saling bermusuhan.

Adapun konflik yang terjadi itu diduga didorong karena adanya perbedaan pendapat dari kedua pihak.

Mengenakan rompi antipeluru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilik bangunan yang hancur di Kharkiv dan sekitarnya, tempat pasukan Rusia mundur dalam beberapa pekan terakhir, Minggu (29/5/2022). (Layanan Pers Kepresidenan Ukraina)

Baca juga: Piawai Kendalikan Drone, Bocah 15 Tahun Jadi Pahlawan Ukraina atas Jasanya Hancurkan Konvoi Rusia

Pernyataan ini disampaikan seorang peretas dari kelompok RaHDIt kepada media Rusia RIA Novosti dengan syarat anonim.

Pria berkaus abu-abu itu hanya bersedia berbicara melalui rekaman video yang menampilkan belakang kepalanya.

Sebagai informasi, pada awal invasi Rusia, kelompok ini telah meretas 755 situs web pemerintah Ukraina.

Juru bicara kelompok RaHDIt itu pun menerangkan bahwa dua kubu pemerintah Ukraina itu sering bersilang argumen.

"Kami memahami bahwa, ya, mereka secara alami memiliki beberapa perbedaan pendapat. Misalnya, militer percaya bahwa perlu untuk mundur di suatu tempat dari sudut pandang kemanfaatan militer. Kantor presiden menegaskan bahwa ini tidak boleh dilakukan dalam keadaan apa pun, tidak perlu," terang pria tersebut dilansir TribunWow.com, Rabu (8/6/2022).

Menurut dia, hal ini mengakibatkan banyaknya tentara tewas, yang justru mengurangi popularitas politisi Ukraina di antara pasukan.

Namun, pihak berwenang Kyiv diklaim telah berhati-hati menyembunyikan informasi tentang kerugian tersebut.

Dia mengungkit situasi di Mariupol, ketika nasionalis dan tentara marinir, serta garda nasional Ukraina, dikepung pasukan Rusia.

"Kalau mereka mundur dari Mariupol, mereka tidak akan dikepung dan ditawan. Tapi ada perintah dari kantor Presiden bahwa kita pasti harus bertahan sampai akhir, ini kemauan politik, Mariupol adalah kota landmark. Itu berakhir dengan mereka yang tidak meninggal, (tapi hanya) ditawan," kata sumber itu.

Peretas itu menambahkan sekarang di beberapa sektor di garis depan, prajurit Ukraina memilih mundur meninggalkan pemukiman.

Halaman
1234