"Target utama (serangan hacker Rusia) adalah militer Ukraina, tetapi ribuan pengguna internet pribadi dan komersial terpengaruh," ungkap Cameron.
Cameron menyampaikan, serangan hacker Rusia juga bertujuan untuk menghentikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkomunikasi dengan rakyatnya sekaligus menciptakan kepanikan.
Cameron turut mengklaim Inggris berperan penting dalam memperkuat pertahanan siber Ukraina dengan cara melatih bagaimana merespons serta mengidentifikasi serangan peretasan.
Baca juga: Polisi Rusia Dituding Rudapaksa dan Ancam Lecehkan Ramai-ramai Pendemo Anti-Wajib Militer ke Ukraina
Hacker Rusia Bongkar Identitas Intelijen Ukraina
Sebelumnya diberitakan, kelompok peretas RaHDIt Rusia dilaporkan telah mempublikasikan ribuan data pribadi petugas intelijen Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, komunitas itu menerbitkan di sebuah domain publik, data dari ribuan karyawan Direktorat Intelijen Utama (GUR) departemen militer Ukraina.
Seperti dikutip dari media Rusia RIA Novosti, Rabu (6/7/2022), sebuah komentar dilampirkan dalam kolom keterangan publikasi tersebut.
Dicatat bahwa data tersebut berhasil diperoleh akibat kelemahan dalam perlindungan jaringan Direktorat Pusat Direktorat Intelijen Utama di Pulau Rybalsky di Kiev.
Selain itu, keberhasilan metode untuk menganalisis data besar sesuai dengan pola karakteristik perilaku pengguna, membantu untuk membentuk basis data tersebut.
Tulisan itu juga menjelaskan bahwa ini adalah materi pertama dalam serangkaian publikasi berkelanjutan nantinya.
Adapun di antara petugas intelijen yang diungkapkan adalah perwakilan dari kediaman kedutaan di Rusia, India, Austria, Vietnam, Afrika Selatan, Italia, Turki, Iran.
Termasuk juga dalam daftar adalah data kurator intelijen militer di Polandia, Hongaria, Bulgaria dan Slovakia, serta instruktur dalam sabotase dan perwakilan pasukan khusus untuk melakukan penyamaran dan intelijen kekuatan.
Baca juga: Miliarder Rusia Kembali Ditemukan Tewas Misterius, Keterlibatan Putin dan Pengikutnya Dipertanyakan
Sejak awal operasi khusus di Ukraina, ini adalah kebocoran terbesar data intelijen Ukraina yang pertama kali terjadi.
Pada bulan Juni, kelompok peretas RaHDIt mempublikasikan data 700 karyawan Layanan Keamanan Ukraina.
Pada awal operasi khusus, kelompok ini secara bersamaan meretas semua 755 situs web pemerintah Ukraina, khususnya, situs web otoritas lokal di seluruh negeri menjadi sasaran serangan peretas.