Menuduh para pemimpin mereka menikmati perlindungan dari Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, penulis surat itu meminta Gubernur wilayah Primorye Oleg Kozhemyako untuk mengirim komisi independen untuk memeriksa kelayakan kampanye Pavlivka.
Kozhemyako pada hari Senin memerintahkan penyelidikan pengaduan untuk kemungkinan disinformasi dari dinas intelijen Ukraina.
Baca juga: Rusia Mengaku Sudah Tarik Mundur Pasukan di Kherson, Ukraina Justru Makin Waspada, Mengapa?
Momen Langka Kadyrov Akui Kekalahan
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah mengakui kerugian tinggi di jajarannya setelah penembakan artileri oleh pasukan Kyiv.
Dilansir TribunWow.com, pengakuan ini tergolong langka lantaran pihak Rusia selama ini selalu menutupi tentang kekalahan yang dialami.
Bahkan, Rusia maupun Chechnya tidak mempublikasi jumlah tentara yang tewas di medan perang.
Baca juga: Warga Rusia Pro Perang Rayakan Serangan Misil ke Ukraina, Ada yang Joget hingga Kadyrov Ngaku Senang
Namun, rekan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut secara jelas membeberkan jumlah pasukan yang tewas akibat serangan Rusia.
Pada Kamis (17/10/2022), melalui saluran Telegramnya, Kadyrov menuturkan perkembangan pasukan di wilayah Kherson.
"Pada awal minggu ini, salah satu unit Chechnya ditembaki di wilayah Kherson," kata Kadyrov, dikutip Al Jazeera, Jumat (28/10/2022.
“Dua puluh tiga pejuang tewas dan 58 lainnya terluka.”
Kadyrov belum mengungkapkan seberapa kekalahannya, tetapi mengakui pasukannya mengalami kerugian besar pada hari itu,
Sumber Ukraina telah melaporkan awal pekan ini bahwa unit Chechnya di wilayah selatan Ukraina Kherson telah memberikan lokasinya melalui foto di jejaring sosial, yang menyebabkannya terkena tembakan artileri.
Adapun komentar Kadyrov tersebut tidak biasa mengingat pasukan pro-Moskow jarang mengakui kerugian besar di medan perang, dan pejabat Rusia tidak mempublikasikan angka korban mereka sendiri.
Baca juga: 15 Tahun Berkuasa, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Umumkan Ingin Mengundurkan Diri, Ini Alasannya
Pemimpin Chechnya juga meminta rekan-rekannya untuk dimobilisasi untuk perang di Ukraina.
Sejak awal perang Rusia lebih dari delapan bulan yang lalu, Kadyrov telah membedakan dirinya sebagai salah satu pendukung konflik yang paling sengit dan juga telah mengirim unitnya sendiri ke Ukraina.