TRIBUNWOW.COM - Ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah tegas menyatakan akan maju sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (pilpres) 2024 nanti.
Sejauh ini Prabowo belum menentukan siapa calon wakil presiden (cawapres) yang akan menjadi pendampingnya.
Dilansir TribunWow, jauh hari sebelum Prabowo tegas menyatakan akan maju, telah muncul lebih dulu wacana yang mendukung Prabowo dipasangkan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Seperti yang diketahui, tidak ada aturan di Indonesia yang melarang mantan Presiden RI 2 periode untuk maju sebagai wapres dalam pemilihan umum (pemilu).
Berikut adalah pro dan kontra seputar wacana duet Prabowo-Jokowi:
Baca juga: Prabowo Subianto Unggah Foto Tersenyum Saling Pandang dengan Presiden Jokowi: Kunjungan Bersama
PRO:
Keinginan Masyarakat
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, menanggapi wacana ini, Ketua Umum relawan PROJO, Budi Arie Setiadi menanggapi santai.
Budi menegaskan bahwa tidak ada peraturan yang dilanggar jika nantinya Jokowi menjadi wakil presiden (wapres) pendamping Jokowi.
Kemudian Budi juga menyatakan bahwa wacana tersebut adalah bagian dari aspirasi masyarakat.
"Konstitusi mengizinkan. Politik kan soal seni kemungkinan. Wacana ini sah- sah saja. Yang namanya aspirasi masyarakat tidak bisa di larang. Soal terwujud atau tidak itu kan banyak variabel nya," ujar Budi, Jumat (16/9/2022).
"Secara konstitusi kan sangat jelas soal Pencalonan Capres atau cawapres adalah hak partai politik atau gabungan partai politik. Itu kan sudah jelas."
"Tapi Pilpers itu kedaulatan ada di tangan rakyat karena Rakyat yang akan memilih di TPS. Tegasnya Pencapresan urusan Parpol tapi Pilpers urusan rakyat , " papar Budi.
Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Fadli Zon Sebut Prabowo Paling Tahu soal Manuver Sandiaga Uno di 2024
Budi sendiri menyampaikan, wacana Jokowi sebagai wapres Prabowo bukan berarti Jokowi sendiri yang akan turun menjadi pendamping.
Budi mengartikan pendamping Prabowo adalah sosok yang mendapat dukungan atau rekomendasi dari Jokowi.