Pilpres 2024

Dianggap Sebagian Pendukungnya Pengkhianat, Ini Kelemahan Prabowo Subianto jika Jadi Capres 2024

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto didampingi Amien Rais menyampaikan pidato politiknya di hadapan para pendukungnya dalam acara Syukuran Kemenangan Indonesia di Kartanegara, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). Terbaru, jika nanti maju di pilpres 2024 sebagai capres, Prabowo disebut akan memiliki kelemahan sebab telah dianggap oleh sebagian pendukungnya sebagai pengkhianat karena masuk ke pemerintahan Presiden Jokowi.

TRIBUNWOW.COM - Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra yakni Prabowo Subianto diketahui akan kembali bertarung sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.

Pada Pilpres 2024 nanti Prabowo Subianto disebut akan memiliki kelebihan sekaligus kelemahan karena masa lalunya telah bertarung di Pilpres sebanyak dua kali yakni pada 2014 dan 2019.

Dikutip TribunWow dari Kompas, analisis ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Baca juga: Bakal Bantu Prabowo? Ini Prediksi Manuver Jokowi dalam Pilpres 2024 Versi Pengamat

Yunarto Wijaya menjelaskan, pengalaman Prabowo ikut Pilpres sebanyak dua kali dinilai akan menjadi kelebihan sang menhan di Pilpres 2024.

Hal ini dikarenakan Prabowo telah memiliki pengalaman yang banyak terkait membangun hubungan dengan para pendukungnya.

Kemudian status Prabowo sebagai Ketum Gerindra dipastikan akan memberikan Prabowo keunggulan hingga suara yang solid.

Lalu latar belakang Prabowo sebagai pejabat dari militer juga dinilai merupakan keuntungan.

"Sebagian masyarakat masih melekat secara emosional kalau dibandingkan dengan masa Orde Baru kan ada ikatan emosional antara negara dengan latar belakang militer," ujar Yunarto, Kamis (11/8/2022).

Di sisi lain, rekam jejak Prabowo dua kali ikut Pilpres juga dinilai dapat menjadi kelemahan.

Yunarto menyebut masyarakat kemungkinan akan bosan terhadap sosok Prabowo dan lebih memilih tokoh yang baru.

"Jadi lawan pertamanya adalah kejenuhan dari masyarakat dibandingkan dengan tawaran yang akan diberikan oleh wajah baru terutama seperti Ganjar ataupun Anies," ucap Yunarto.

Yunarto juga menilai Prabowo harus bisa memastikan basis pemilih sebab kini Prabowo berada di area abu-abu.

Yunarto mengungkit bagaimana sebagian pendukung Prabowo menilai Prabowo sebagai pengkhianat seusai menerima jabatan Menhan RI dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi Pak Prabowo ini sekarang berada di antara dua sosok lain, Ganjar dan Anies. Yang satu jelas dikategorikan sebagai penerus Jokowi, yang satu dikategorikan sebagai simbol anti-Jokowi," ujar Yunarto.

"Pak Prabowo ada di tengah-tengahnya ini, grey area, yang juga harus dikuatkan oleh Pak Prabowo kembali basis massanya seperti apa," tuturnya.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo subianto saat mengikuti debat keempat calon presiden pada pemilu 2019 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019). Pada debat keempat kali ini mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan dan Hubungan Internasional. (Tribunnews/Jeprima)

Baca juga: Sering Lakukan Kegiatan Bersama, Jokowi Disebut Sedang Endorse Prabowo untuk Pilpres 2024

Halaman
1234