Kremlin menyebut laporan rawat inap Chubais sebagai "berita sedih" pada hari Senin dan berharap dia cepat sembuh.
Juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan belum menerima permintaan bantuan dari Chubais.
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, kantor berita TASS yang dikelola pemerintah melaporkan pada hari Minggu bahwa kondisi Chubais telah membaik.
Baca juga: Pakar Eks CIA Ungkap 3 Orang Terdekat Putin yang Dicurigai akan Kudeta Presiden Rusia
Pejabat Rusia yang akan Gantikan Putin Diduga Diracun
Ajudan utama Presiden Rusia Vladimir Putin dan kandidat penggantinya dilaporkan selamat dari upaya pembunuhan.
Dilansir TribunWow.com, Nikolai Patrushev, kepala dewan keamanan Rusia, telah digambarkan sebagai satu-satunya orang yang benar-benar dipercaya Putin.
Namun, seperti dilaporkan The Sun, Senin (18/7/2022), sumber Kremlin menyebut pria berusia 71 tahun itu telah diracun.
Baca juga: Beri Ancaman Nuklir, Putin Justru Dikabarkan Makin Terlihat Sakit hingga Kencangnya Isu Kudeta
Tuduhan sensasional ini muncul secara anonim di saluran General SVR di aplikasi perpesanan Telegram, yang mengklaim memiliki sumber orang dalam di Kremlin.
"Informasi tentang upaya pembunuhan itu sendiri dan penyelidikan atas upaya pembunuhan ini dijaga kerahasiaannya," tambah postingan tersebut.
Sang sumber menuturkan bahwa Patrushev mulai merasakan gejala janggal sepulang dari kantornya.
"Nikolai Patrushev diketahui merasa tidak enak badan di malam hari seusai bekerja, segera setelah dia pulang," kata sumber tersebut.
"Keamanan cepat bekerja, segera memanggil tim dokter untuknya. Setelah pemeriksaan, petugas medis yang datang mengatakan bahwa perlu rawat inap yang mendesak dan Patrushev dibawa oleh petugas FSO dalam transportasi mereka, ditemani oleh petugas medis, ke unit medis yang melayani presiden."
Baca juga: Kulit Wajah Mengelupas, Roman Abramovich Mantan Pemilik Chelsea dan 2 Pejabat Ukraina Keracunan
Diklaim bahwa Patrushev berhasil selamatkan oleh perawatan medis yang tepat waktu.
Selain itu, diduga konsentrasi zat beracun yang masuk ke tubuh melalui kulit itu tidak cukup tinggi.
"Setelah memberikan bantuan, Patrushev dibawa pulang dalam kondisi stabil. Hasil analisisnya mengkonfirmasi bahwa zat beracun itu adalah racun sintetis," imbuh sumber tersebut.