Polisi Tembak Polisi

Dokter Pertama yang Autopsi Brigadir J Dicurigai Ditekan, Susno Duadji: Harus Diperiksa, Dia Janggal

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji ikut mengomentari soal proses autopsi terhadap Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Autopsi ulang atau ekshumasi pada jasad Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akan segera dilaksanakan.

Dilansir TribunWow.com, proses tersebut dilakukan berangkat dari keraguan keluarga Brigadir J yang menilai ada rekayasa pada hasil autopsi pertama.

Menanggapi hal ini, Novianto Adi Nugroho, pakar forensik RS UNS Surakarta, membenarkan potensi tersebut.

Keluarga Brigpol Nopryansah Yosua kecewa. Keluarga Brigadir Yosua ungkap sejumlah kejanggalan, autopsi tanpa izin dan minta CCTV dibuka. (TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG)

Baca juga: Bukti Baru CCTV Jadi Kunci Misteri Kematian Brigadir J, Rekam Pelaku di Rumah Ferdy Sambo?

Ia menerangkan bahwa hasil autopsi semata-mata merupakan penilaian dari dokter yang bergantung pada individu ahli tersebut.

Meskipun sudah disumpah, bukan tidak mungkin dokter yang melakukan pemeriksaan memiliki pendapat pribadi yang kurang objektif.

"Sebenarnya hasil autopsi itu kan dilakukan oleh dokter ya. Jadi dokter ketika memeriksa, lalu menyampaikan suatu hasil ke penyidik itu sudah disumpah," terang Novianto.

"Sudah disumpah di sini maksudnya berhubungan hati nurani bagaimana menyampaikan hal tersebut."

"Misalnya pun dimanipulasi, itu tetap pasti bisa, cuma kan hubungannya dengan hati nurani dengan kepercayaan," imbuhnya.

Namun, Novianto menilai potensi tersebut sangat minim karena biasanya petugas kesehatan masih akan mempertimbangkan berbagai hal terutama terkait spiritual.

"Bisa saja tapi sangat minim, maksudnya kan berhubungan dengan kepercayaan, agama dan dengan Tuhan."

Terkait kasus Brigadir J, Novianto membenarkan jika ada rekayasa pada hasil autopsi pertama maka ahli forensik lain bisa mengetahui hal tersebut.

Namun, ia tak mengesampingkan akan adanya kemungkinan perbedaan pendapat antara para ahli.

"Bisa saja ketahuan," tegas Novianto.

"Pendapat ahli itu bisa beda-beda sebenarnya, tapi kan sesuai fakta dan keilmuan, tapi untuk kesimpulan berbeda-beda sesuai data ahlinya tadi.

4. IPW Pertanyakan Tujuan Autopsi Brigadir J

Halaman
1234