Konflik Rusia Vs Ukraina

Hacker Rusia Sebut Pemerintah Zelensky Berperan Bantu Putin Tangkap Tentara Ukraina di Mariupol

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, diunggah Rabu (22/6/2022). Terbaru, peretas Rusia sebut kantor Kepresidenan Zelensky secara tidak langsung membantu penangkapan tentara Ukraina di Mariupol, Selasa (12/7/2022).

Setelah dibombardir selama berminggu-minggu, tampaknya pihak Ukraina memilih untuk mundur dari pertempuran tersebut.

Penampakan kompleks pabrik baja Azovtal yang terletak di wilayah kota Mariupol, Ukraina. (Website azovstal.metinvestholding.com/ru)

Baca juga: Kembali Evakuasi Warga Ukraina di Pabrik Baja Azovtal, Sekjen PBB: Mengeluarkan Orang dari Neraka

Menurut pernyataan video dari Denys Prokopenko, komandan resimen Azov, pihaknya telah melakukan evakuasi dari pabrik baja Azovtal.

Kompleks pabrik metalurgi tersebut telah menjadi markas pertahanan para tentara dan penduduk yang mengungsi.

Namun setelah berminggu-minggu diblokade oleh tentara Presiden Rusia Vladimir, akhirnya para warga berhasil dibebaskan dengan campur tangan PBB.

Resimen juga mengatakan warga sipil dan tentara yang terluka parah telah diungsikan, sementara mereka yang tewas di sana masih berusaha dipindahkan.

"Kami terus-menerus menekankan tiga kondisi terpenting bagi kami: warga sipil, orang yang terluka dan tewas," kata Prokopenko dikutip TribunWow.com dari Sky News, Sabtu (21/5/2022).

"Warga sipil telah diungsikan. Yang terluka parah menerima bantuan yang diperlukan dan mereka dievakuasi, untuk kemudian ditukar dan dikirim ke wilayah yang dikuasai Ukraina."

Dia menambahkan bahwa di masa depan dia berharap para kerabat dapat mengubur tentara mereka dengan cara terhormat.

Diketahui, menurut pejabat Rusia, lebih dari 1.700 tentara penjaga di pabrik baja Azovtal telah menyerah sejak Senin (16/5/2022).

Mariupol telah menjadi target utama Putin sejak perang dimulai dan kota itu telah hancur setelah diserang rentetan serangan.

Pada satu titik, diperkirakan ribuan orang berlindung di bawah pabrik, termasuk ratusan warga sipil.

Sebelum perang, Mariupol memiliki populasi sekitar 400.000 jiwa, tetapi jumlah ini telah turun drastis menjadi kurang dari seperempatnya.

Mereka yang tersisa menghadapi perjuangan sehari-hari dengan kekurangan makanan, air bersih, dan listrik yang parah.

Pasalnya, bantuan belum dapat mencapai kota sementara upaya mengevakuasi warga sipil sangat sulit dilakukan di tengan kepungan Rusia.

Mengambil Mariupol sebagai kota pelabuhan yang penting secara strategis akan memberi Rusia kesuksesan besar pertamanya dalam perang.

Intelijen militer Inggris mengatakan hari ini Rusia kemungkinan akan lebih memperkuat operasinya di Donbas setelah akhirnya mengamankan kota pelabuhan selatan.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina