Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Kembali Gencar Serang Donetsk, Warga Sipil: Tidak Ada Tempat yang Aman di Ukraina saat Ini

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah blok apartemen enam lantai di tengah kota Kharkiv, Ukraina, hancur sebagian akibat serangan Rusia pada Senin (11/7/2022) dini hari. Terbaru, Rusia kembali gencarkan serangan di wilayah Donetsk.

Rusia berhasil menguasai sejumlah wilayah meskipun Ukraina terus melakukan perlawanan sengit didorong oleh pengiriman artileri Barat baru-baru ini.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte selama kunjungan ke Kyiv mengatakan negaranya akan memasok Ukraina dengan lebih banyak artileri jarak jauh dan paket bantuan senilai 200 juta euro ($201 juta).

"Perang ini mungkin berlangsung lebih lama dari yang kita semua harapkan atau harapkan. Tapi itu tidak berarti kita bisa duduk diam dan pasif melihat bagaimana hal itu terjadi. Kita harus tetap fokus dan terus mendukung Ukraina dalam segala hal," kata Rutte dalam konferensi pers dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Senjata Barat, khususnya artileri presisi dan jarak jauh, sudah mengubah arah perang,” kata Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, Senin pagi.

Baca juga: Antisipasi Pemberontakan, Intelijen Rusia Awasi Ketat Keluarga Tentara Moskow yang Tewas di Ukraina

Ukraina Hendak Lakukan Serangan Balasan

Pemerintah Ukraina mengintruksikan penduduknya yang berada di wilayah konflik untuk mengungsi untuk menghindari pertempuran yang akan terjadi.

Dilansir TribunWow.com, penduduk distrik Kherson dan Zaporizhzhia yang diduduki Rusia untuk menyelamatkan diri sesegera mungkin dengan semua cara yang tersedia.

Seperti dilaporkan Ukrinform, Minggu (10/7/2022), hal ini diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina sekaligus Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Iryna Vereshchuk.

Baca juga: Penampakan Apartemen di Ukraina yang Kena Serangan Roket Rusia, 15 Tewas dan 30 Tertimpa Puing-puing

Menurut keterangannya, para penduduk perlu menyingkir dari wilayah perang agar tak terkena dampak dari pertempuran yang disinyalir akan segera pecah.

Sehingga, militer Ukraina bisa leluasa bertempur untuk dapat membebaskan wilayah-wilayah ini tanpa membahayakan penduduk sipil.

"Ini perlu dilakukan agar Angkatan Bersenjata Ukraina tidak membahayakan penduduk sipil selama operasi ofensif," kata Vereshchuk dalam telethon nasional.

Dia meminta warga untuk pergi ke segala arah, bahkan melalui Krimea yang diduduki Rusia.

Selain itu, Vereshchuk melaporkan bahwa 30 persen penduduk wilayah yang diduduki sementara oleh Rusia gagal melewati sistem penyaringan yang dibuat Rusia.

"Rusia membawa orang-orang yang mereka anggap berbahaya, kebanyakan pria, ke ruang bawah tanah," tambah Vereshchuk.

Video warga Kherson terus demo tak peduli pasukan Rusia terus mengeluarkan tembakkan peringatan, Minggu (13/3/2022). (BBC.com)

Baca juga: Rusia Tuding Kelompok Sabotase Ukraina Sedang Siapkan Rekayasa di Kherson, Ulangi Insiden Bucha?

Seperti diberitakan, Dewan Regional Kherson mendesak penduduk di wilayah itu untuk meninggalkan wilayah yang direbut musuh dan lokasi yang tidak difasilitasi persediaan tempat tinggal, makanan, dan air.

Halaman
123