TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah dituduh membunuh seorang ilmuwan top Rusia.
Dilansir TribunWow.com, sang ilmuwan dikabarkan meninggal hanya dua hari setelah dipenjara karena tuduhan pengkhianatan.
Seperti dilaporkan The Sun, Minggu (3/7/2022), ilmuwan bernama Dr. Dmitry Kolker (54), berada di rumah sakit karena kanker pankreas.
Baca juga: Sebut Relasi Rusia dan Ukraina Bisa Jadi seperti Korut dan Korsel, Ahli Jawab Kapan Perang Berakhir
Namun ia kemudian dibawa pergi oleh FSB dan dikurung di salah satu penjara paling terkenal di Rusia karena dicurigai menjadi mata-mata.
Dia adalah salah satu dari dua akademisi terkemuka yang dituduh berada dalam jaringan mata-mata China oleh FSB.
Keluarga Kolker mencap perlakuan oleh dinas keamanan Putin itu sebagai penyiksaan setelah dia diseret paksa dari ranjangnya.
Mereka telah memperingatkan bahwa Kolker terlalu sakit kanker untuk menjalani kemoterapi atau pengobatan lagi.
Setelah diterbangkan empat jam ke Moskow, dia dipenjara di penjara Lefortovo sebelum dilarikan ke rumah sakit tempat dia meninggal pada Sabtu pagi.
"FSB membunuh ayah saya, mengetahui kondisinya," kata putra dari sang ilmuwan, Maxim Kolker (22).
"Mereka bahkan tidak membiarkan keluarga kami mengucapkan selamat tinggal."
Dia menyalahkan penyelidik kasus mata-mata bernama Morozov, bersama dengan hakim yang menyetujui penahanan ayahnya serta seluruh mesin negara.
"Saya harap anda akan mendapat balasan atas tindakan anda," kata Maxim.
"Kau membutuhkan waktu dua hari untuk membunuh seorang pria. Dan sekarang aku dan keluargaku (hidup) tanpa ayah."
Baca juga: 4 Orang Dekat Putin Tewas Mengenaskan secara Misterius, Eks Petinggi FSB Ungkap Kecurigaan Ini
Saudara perempuannya, Alina Mironova (29), sangat menyesali kejadian tersebut.
"Ini adalah tragedi besar bagi keluarga kami," kata Alina.