Konflik Rusia Vs Ukraina

Ungkit Era Perang Dunia 2, Polandia Sindir Prancis dan Jerman karena Telepon Putin di Tengah Konflik

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Versailles, Paris, Prancis, 29 Mei 2017.

Kuleba meminta kepada seluruh negara agar fokus mengembalikan Rusia di posisinya semula.

Macron sendiri sudah beberapa kali berkomunikasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon membahas negosiasi antara Rusia dan Ukraina.

Baca juga: 24 Jam Serang Pasukan Ukraina, Rusia Berhasil Kuasai Sebagian Besar Severodonetsk

Baca juga: Inggris Sebut Putin Gunakan Taktik Mirip Hitler dalam Konflik Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

Jerman Khawatir Zelensky Kelewat Batas

Jerman diketahui telah bersikap ragu-ragu dalam mengirimkan senjata berat berupa tank ke Ukraina untuk menghadapi serangan pasukan militer Rusia.

Seorang pejabat pemerintahan Jerman mengakui Jerman khawatir jika Ukraina menang melawan Rusia, Ukraina justru akan bersikap kelewat batas karena terlalu percaya diri.

Dikhawatirkan Ukraina akan melakukan serangan masuk ke teritorial Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, informasi ini disampaikan oleh pejabat pemerintahan yang namanya dirahasiakan ke media massa asal Jerman Der Spiegel.

Apabila hal tersebut terjadi maka akan kembali terulang sejarah serangan tank milik Jerman ke Rusia seperti zaman invasi Nazi ke Uni Soviet pada tahun 1941 silam.

Pejabat pemerintahan Jerman itu mengiyakan bahwa Berlin meragukan sikap Presiden Volodymyr Zelensky.

Sejauh ini negara yang mengirimkan senjata berat berupa tank ke Ukraina baru Polandia hingga Republik Ceko.

Negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis belum melakukan hal tersebut.

Di sisi lain, Ukraina mengklaim telah menguasai setengah dari Severodonetsk, di mana pertempuran sengit dengan Rusia berlangsung.

Militer Kyiv berhasil mendorong mundur upaya Rusia untuk merebut kota timur yang menjadi kunci pertempuran untuk wilayah Donbas.

Meski begitu, pihak Ukraina masih mengantisipasi adanya serangan balasan dari Rusia yang mungkin dilancarkan dalam waktu dekat.

Pernyataan ini disampaikan gubernur regional Luhansk Sergiy Gaidai yang menyatakan Ukraina mengalami kemajuan dalam dua hari terakhir.

Halaman
1234